Sentimen
Negatif (91%)
31 Des 2022 : 01.00
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tiongkok

Kasus: covid-19

Tahun 2022 Ujian Luar Biasa

31 Des 2022 : 08.00 Views 2

Vivanews.com Vivanews.com Jenis Media: Nasional

Tahun 2022 Ujian Luar Biasa

Sabtu, 31 Desember 2022 - 01:00 WIB

VIVA Bisnis – Jelang memasuki tahun 2023 dalam hitungan hari ke depan, Menteri Keuangan Sri Mulyani curhat bahwa  2022 merupakan tahun yang dipenuhi ujian yang luar biasa. Karena merupakan tahun dengan penuh ketidakpastian tinggi setelah hantaman pandemi COVID-19.

Hal itu karena di saat banyak pihak memproyeksi 2022 merupakan tahun pemulihan ekonomi seluruh dunia. Namun, itu tidak berlaku terhadap negara maju yang mengalami pelemahan ekonomi secara signifikan.

"Memasuki tahun 2022 harapan kita akan jauh lebih baik dan pulih, namun kami mengakui dengan kerendahan hati di tahun 2022 ujian luar biasa. Banyak negara maju alami pelemahan ekonomi dengan revisi pertumbuhan ekonomi di AS, Eropa Inggris, Jepang, dan Tiongkok," kata Sri Mulyani dalam Peresmian Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022, Jumat, 30 Desember 2022.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Selain itu kata dia, dari gejolak global yang disebabkan ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina telah menyebabkan terganggunya rantai pasok global. Di mana itu berdampak terhadap melonjaknya inflasi di berbagai negara.

Bendahara negara ini menyebutkan, dalam merespons gejolak global tersebut banyak negara yang Pemerintahnya mengalami kebimbangan. Karena inflasi yang melonjak dipicu oleh sisi permintaan, bukan supply.

"Kompleksitas ini timbulkan dampak karena respons kebijakan global dengan menaikkan suku bunga acuan untuk tidak memperparah kenaikan inflasi. Perang terhadap inflasi jadi front line battle tidak hanya perang di Ukraina yang timbulkan dampak dan implikasi secara global," jelasnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto/VIVA)

Adapun dari angkah kebijakan moneter yang diambil oleh bank sentral dengan menaikkan suku bunga acuannya. Menurutnya, telah berimbas ke Bursa Efek di seluruh dunia termasuk Bursa Efek Indonesia.

"Tapi perang ke inflasi jadi battle ground utama, instrumen dari bank sentral (berbagai negara) dengan menaikkan suku bunga dan perketat likuiditas. Ini battle ground dari bursa efek di mana saja, makanya no wonder (tidak heran)  semua IHSG mengalami merah," kata dia.

Sentimen: negatif (91.4%)