Presiden Joko Widodo meresmikan hunian tetap (huntap) pascabencana badai siklon tropis seroja di Desa Tambe, Bima, Nusa Tenggara Barat, Kamis (29/12).

Dalam sambutannya, Kepala Negara berharap hunian tersebut dapat menjadi tempat tinggal yang lebih nyaman dan lebih baik bagi masyarakat.

"Kita harapkan nanti menjadi sebuah kompleks perumahan yang asri yang saya melihat pasti jauh lebih baik dari yang lama," ujar Jokowi di Bima, NTB, Kamis (29/12).

Perumahan baru tersebut dibangun pemerintah dalam rangka relokasi pascabadai siklon tropis seroja pada April 2021 silam. Bencana itu membuat banyak rumah warga rusak.

Demi mencegah terjadinya korban di masa mendatang, pemerintah memutuskan merelokasi rumah-rumah warga ke daerah yang dinilai lebih aman.

"Sekarang hunian dibangun di lokasi baru yang jauh dari bantaran sungai. Di Bima kita bangun sebanyak 185 rumah dan di Dompu sebanyak 107 rumah, semuanya sudah selesai," tutur mantan wali kota Surakarta itu.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga langsung menyerahkan sertifikat hak atas tanah kepada para penerima huntap.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PU-Pera Iwan Suprijanto menjelaskan bahwa pembangunan tempat tinggal itu menggunakan teknologi rumah instan sederhana sehat (RISHA) dengan tipe 36 dan dibangun di atas lahan seluas 108 meter persegi. Masa pelaksanaan pembangunan dimulai pada Mei 2021 dan selesai pada Maret 2022 dengan total biaya pembangunan Rp57,3 miliar.

"Masyarakat telah menghuni di sini sejak awal 2022 dan kami berharap upaya ini dapat memulihkan kembali yang terdampak untuk bisa tinggal di tempat yang lebih aman dan lebih layak," tutur Iwan. (OL-12)