Wahyu Makuturomo tidak bisa serta merta diterima oleh sembarang orang. Hanya kepada mereka yang masuk delapan weton atau tanggal kelahiran yang digariskan Tuhan sang pemilik jagat raya.

Para penerima Wahyu Makuturomo tersebut diyakini dalam ramalan kejawen bisa menjadi pemimpin di masa mendatang. Tak terkecuali dalam konteks Pemilu 2024 nanti.

Sebab, Makuturomo adalah wahyu yang diturunkan dari langit untuk bekal para pemimpin dalam mengatasi kondisi di mana banyak sedang terjadi bencana atau malapetaka.

Ketua Federasi BUMN Bersatu Arief Poyuono mengatakan, para penerima Wahyu Makuturomo itu pada akhirnya bisa menciptakan perdamaian dan keindahan dunia sebagaimana arti dalam bahasa Indonesia.

“Mamayu hayuning bawono, jadi memayungi seluruh masyarakat,” ujar Arief dalam sebuah podcast di kanal YouTube Total Politik dikutip Selasa malam (27/12).

Merujuk nama-nama capres yang ramai diperbincangkan oleh publik, hanya 3 nama yang masuk 8 weton para penerima Wahyu Makuturomo tersebut.

“Sesuai weton (tanggal lahir), Anies dan Ganjar itu tidak masuk sebagai penerima Wahyu Makuturomo. Yang bisa menerima Wahyu Mangkuturomo itu Prabowo, Puan, Airlangga,” ungkap Arief Poyuono.

Arief mengatakan bahwa Wahyu Makuturomo tersebut sesuai dengan fakta dan realitas politik yang terjadi dewasa ini di Tanah Air. Terutama bagi para capres yang meskipun memiliki elektabilitas tinggi di sejumlah lembaga survei namun belum tentu menerima Wahyu Makuturomo.

“Apakah Wahyu Makuturomo ini sesuai dengan fakta? Sesuai. Ganjar harus memohon sama Ibu Megawati untuk bisa dicalonkan. Anies baru dicalonkan Partai Nasdem (karena) dia tidak punya partai,” tuturnya.

“Nah yang punya partai ini kan tiga orang ini (Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Puan Maharani). Prabowo punya partai sendiri, Airlangga Hartarto diusung capres keputusan Munas, PDIP lebih condong ke Puan,” sambung politikus Gerindra ini.

Ia menambahkan, setidaknya terdapat 8 weton yang bisa menerima wahyu makuturomo yakni; Senin Kliwon, Selasa Pahing, Selasa Wage, Rabu Legi, Rabu Pon, Kamis Pon, Kamis Wage, Sabtu Kliwon.

“Kamis Pon (dimiliki Puan Maharani), Senin Kliwon (dimiliki Airlangga), Rabu Legi (dimiliki Prabowo). Nanti biar aja pemirsa yang ngecek,” demikian Arief.

Foto: Arief Poyuono/Net