Sentimen
Negatif (100%)
28 Des 2022 : 23.39
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Jabodetabek, Depok

Tokoh Terkait

Tak Ada Badai 28 Des di Jabodetabek hingga Petang Hari, Ini ‘Pembelaan’ Peneliti BRIN

28 Des 2022 : 23.39 Views 2

Pojoksatu.id Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional

Tak Ada Badai 28 Des di Jabodetabek hingga Petang Hari, Ini ‘Pembelaan’ Peneliti BRIN

POJOKSATU.id, JAKARTA – Hingga petang hari, tidak ada badai yang terjadi di Jabodetabek pada 28 Desember 2022. Padahal sempat digemborkan peneliti BRIN Erma Yulihastin bakal ada badai ekstrim.

Erma Yulihastin merupakan Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfir pada BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional).

Hingga petang hari pada 28 Desember 2022, terlihat tidak ada hujan deras dengan insentitas tinggi disertai angin di mayoritas wilayah Jabodetabek.

Erma lalu menjelaskan maksud dari badai pada 28 Desember di Jabodetabek tersebut.


Menurut Erma, badai yang dimaksud adalah sistem dalam meteorologi atau cuaca.

-

BMKG Bantah Badai Terjadi di Jabodetabek 28 Desember, Kemungkinan Hujan Ekstrem Muncul 30 Desember

Awalnya, Erma membagikan perbandingan pergerakan awan dari sistem BMKG pada Rabu (28/12/2022) pukul 12.40 WIB dengan Satellite Early Warning System (Sadewa) pukul 13.00 WIB.

Disebut, kedua sistem itu memberikan gambaran yang menunjukkan hujan merata di Jabodetabek.

“Ini perbandingannya. Bisa dicek sendiri. Hujan cukup merata di Jabodetabek,” ucap Erma dilansir detikcom, Rabu (28/12/2022) .

Sementara pada status Twitter Dr Erma Yulihastin @Eyulihastin, beberapa kali melakukan unggahan pada Rabu 28 Desember 2022 terkait hujan di kawasan Jabodetabek.

“Laporan dari Depok Timur, hujan deras disertai angin kencang mulai pukul 12.30 WIB, Rabu (28/12),” katanya seraya melampirkan sebuah video hujan deras turun.

“Hujan merata yang terjadi saat ini terjadi di Jabodetabek diturunkan dari sistem awan badai yang disebut dengan MCC (Mesoscale Convective Complex) yang terbentuk di laut Jawa dan di atas perairan selatan Jabar,” katanya lagi pada cuitan yang lain di Twitter.

Tak Mau Dibenturkan dengan BMKG

Soal BMKG yang menyebut tak ada badai, Erma tak ingin dibenturkan pernyataannya yang masih menyebut ada badai.

Erma menjelaskan badai yang dimaksud adalah sistem dalam cuaca.

“Saya nggak mau diadu-adu. Badai dalam terminologi meteo itu sebuah sistem. Storm system. Bisa berjenis apa saja. Kalau hujan merata se-Jabar, apa mungkin itu hujan biasa?” katanya.

Secara gampang, badai yang dimaksud oleh Erma merupakan sistem cuaca yang membawa hujan merata di kawasan yang luas.

Menurut Erma, hujan yang kali ini turun disebabkan oleh awan badai. Kesimpulan itu diambil dari penelitian dia dan timnya.

“Jelas itu diturunkan dari awan badai skala meso, yang disebut dengan MCC. Saya ini periset yang mendasarkan apa pun pada teori dan apa yang saya kaji. Yang saya share adalah knowledge dari riset tim kami sendiri,” katanya.

“Salah satu riset terpenting kami tahun ini adalah memahami perilaku badai yang ada di wilayah Indonesia,” katanya.

Pandangan Erma tak berubah soal pada 28 Desember dia menyebut ada potensi banjir besar dan badai dahsyat.

“Judul twit itu saya buat karena saya memahami mekanisme hujan hari ini diturunkan dari sistem badai. Bukan hujan dari sistem konveksi darat yang biasa,” katanya soal cuitannya di Twitter yang menyebut ada badai di 28 Desember di Jabodetabek. (ikror/pojoksatu)

Sentimen: negatif (100%)