Sentimen
Negatif (93%)
28 Des 2022 : 12.10
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Semarang

Keluarga Keraton Surakarta Kembali Berkonflik, Ganjar Pranowo Sarankan Berembuk

28 Des 2022 : 12.10 Views 2

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Keluarga Keraton Surakarta Kembali Berkonflik, Ganjar Pranowo Sarankan Berembuk

PIKIRAN RAKYAT - Keluarga Keraton Surakarta kembali memanas karena konflik internal yang terjadi antara pihak Paku Buwono XIII (Hangabehi) dengan kubu Lembaga Dewan Adat (LDA) pimpinan GKR Koes Moertiyah atau Gusti Moeng.

Kericuhan itu untuk kesekian kalinya terjadi yang dipicu oleh konflik internal keluarga. Insiden bentrok antara dua pihak itu terjadi pada Jumat petang, 23 Desember 2022. Dikabarkan, sejumlah orang mengalami luka-luka dalam kejadian itu.

Merespons kabar tersebut, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyarankan agar keluarga Keraton Surakarta berembuk atau melakukan musyawarah.

Hal itu untuk mengakhiri konflik yang terjadi di dalam keluarga Keraton, sehingga tidak berkepanjangan.

Baca Juga: Cek Fakta: Bupati Kepulauan Meranti Dikabarkan Dicopot Usai Sebut Kemenkeu Iblis

"Saya berharap di antara keluarga mereka bisa rembukan, wong ya mereka keluarga sendiri," kata Ganjar di Semarang, Jawa Tengah, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara, Senin, 26 Desember 2022.

Menurutnya, musyawarah adalah jalan terbaik untuk mencapai sebuah kesepakatan dan diharapkan menjadi jalan terbaik bagi semua pihak yang berkonflik.

Namun, untuk masalah kericuhan yang dipicu oleh konflik internal keluarga Keraton Surakarta, Gubernur Jawa Tengah itu menyerahkan sepenuhnya kepada pihak Kepolisian.

Kapolresta Surakarta, Kombes Pol. Iwan Saktiadi menyampaikan bahwa pihaknya sedang melakukan penyelidikan terhadap kasus kericuhan tersebut.

Baca Juga: Saran Ganjar untuk Keluarga Keraton Surakarta Agar Tidak Terjadi Konflik yang Berkepanjangan

Dia mengatakan bahwa pihak Kepolisian akan menindaklanjuti jika ditemukan barang bukti yang mengarahkan pada tindak pidana.

Meski demikian, Iwan berharap agar kedua belah pihak yang berkonflik dapat menyelesaikan permasalahannya secara kekeluargaan dan damai.

Sebelumnya, konflik internal juga terjadi di keluarga Keraton Surakarta usai ditetapkannya Putra Mahkota oleh Paku Buwono XIII (PB XIII).

PB XIII telah menetapkan putra tunggalnya dari hasil pernikahannya dengan permaisuri Gusti Kanjeng Ratu PB XIII Hangabehi, yaitu Kanjeng Gusti Pangeran Harya (KGPH) Purbaya.

Baca Juga: Pecahnya Bentrok hingga Luka di Keraton Surakarta Disebut Gegara Putra Mahkota

Padahal, menurut GKR Koes Moertiyah, perwakilan Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta, PB XIII memiliki putra tertua dari pernikahan sebelumnya, yakni KGPH Mangkubumi.

Oleh karena itu, wanita yang disapa Gusti Moeng itu menilai KGPH Mangkubumi lebih tepat sebagai putra mahkota, hal itu merujuk pada usia dan posisinya sebagai putra tertua dari PB XIII.

"Dia anak laki-laki tertua dari sinuwun (PB XIII), kan harus urut tua. (Penetapan putra mahkota sebelumnya) bisa batal demi hukum, hukum adat dan hukum nasional. (Mangkubumi) sudah dipilih abdi dalem dan sentono dalem," ujar Gusti Moeng menjelaskan.***

Sentimen: negatif (93.8%)