Jakarta: Puluhan siswa SMP Negeri 5 Banda Aceh mengikuti simulasi evakuasi diri saat terjadi bencana gempa dan tsunami. Simulasi ini bertujuan memberi edukasi kepada siswa pentingnya mitigasi bencana.
 
“Kita dapat pelajaran dan kesimpulan dari simulasi tersebut. Mencari korban, digotong dengan tandu,” kata seorang siswa Amrina Rasyada dalam tayangan Metro TV, Senin, 26 Desember 2022.
 
Simulasi dimulai dari gempa yang terjadi saat para siswa sedang mengikuti sesi pembelajaran. Para siswa kemudian berkumpul di lapangan sekolah dan ruang terbuka untuk menghindari reruntuhan saat terjadi gempa.

-?

- - - -
Pada saat informasi potensi tsunami diumumkan, para siswa diajak berlari ke gedung evakuasi (escape building) terdekat dari sekolah yang berlokasi di Gampong Lambung. Para siswa juga diajak melakukan evakuasi korban luka dengan tandu saat menuju escape building.
 
Para siswa terlihat antusias mengikuti simulasi. Hal itu dilakukan agar siswa belajar cara melakukan evakuasi diri dengan baik jika kembali terjadi bencana. Pasalnya, para siswa ini lahir setelah terjadinya peristiwa bencana tsunami Aceh 18 tahun lalu.
 
Sekilas Gempa Aceh 2004
 
Pada 26 Desember 2004 gempa berkekuatan 9,3 magnitudo terjadi di dasar Samudera Hindia. Gempa tersebut  mengakibatkan tsunami yang berdampak pada pesisir Aceh dengan perkiraan ketinggian 30 meter dengan kecepatan sekitar 360 kilometer per jam.
 
Bencana tersebut menimbulkan korban yang diperkirakan lebih dari 200.000 jiwa dan ribuan keluarga harus kehilangan tempat tinggal.
 
Kejadian tersebut menjadi gempa terbesar kelima di dunia. Tak hanya Aceh yang terdampak, ada pula 15 negara lain yang ikut terdampak, di antaranya Sri Lanka, India, Thailand, Somalia, Myanmar, Maladewa, Malaysia, Tanzania, Seychelles, Bangladesh, Afrika Selatan, Yaman, Kenya, dan Madagaskar.
 

(MBM)