Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Liga Inggris
Institusi: Universitas Trisakti
Tokoh Terkait
Soroti Buruknya Manajemen Pengelolaan Sepak Bola, Pengamat: PSSI Gagal Urus Liga Indonesia Selasa, 27/12/2022, 18:06 WIB
Wartaekonomi.co.id Jenis Media: News
Pemerhati Sepak Bola Siswanto Paijo mengaku prihatin dengan penyelenggaraan Sepak Bola tanah air, di mana Liga 1 tetap berjalan di tengah berlangsungnya Kejuaraan Federasi Sepak Bola ASEAN atau Piala AFF 2022 yang bergulir dari 20 Desember 2022 hingga 16 Januari 2023 nanti.
Menurutnya, jadwal pertandingan yang bentrok bukti buruknya manajemen Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam mengelola liga. Hal tersebut berdampak besar terhadap konsentrasi dari para pemain yang bertanding, serta kerugian pada klub yang menjalani Liga 1. Sebab, klub harus rela memberikan pemain bintangnya untuk berlaga di Piala AFF.
“Jalannya Liga 1 di tengah Piala AFF menurut saya membuktikan PSSI gagal mengelola Liga. Ini jelas akan mengganggu kinerja pemain dan klub asal pemain Timnas berada, ini kan harusnya kita fokus ke tahap yang lebih tinggi, toh Piala AFF juga waktunya gak panjang,” ujar Siswanto, Selasa (27/12/2022).
Dia berpendapat, sebaiknya Liga 1 dihentikan sementara, agar para pemain bisa fokus memenangkan setiap pertandingan yang dilakoninya. Sementara klub tidak kehilangan momentumnya karena pemain andalannya ditarik ke Timnas.
“Kenapa Liga 1 tidak diselenggarakan setelah Piala AFF selesai, pemainnya juga kan bingung artinya ini mana yang mau didahulukan, klub juga bingung harus merelakan pemain ke Timnas, sementara Liga 1 tetap berjalan,” ulasnya
Akademisi dari Universitas Trisakti ini menambahkan, seharusnya PSSI bisa menahan diri untuk tidak terburu-buru menyelenggarakan Liga 1 dan dapat berkaca kepada liga-liga yang ada di luar negeri yang lebih mapan.
“Misalnya begini, Liga Inggris mereka kan kalau ada agenda yang lebih tinggi mereka pasti akan libur. Nah kita bisa mencontoh kondisi seperti itu supaya pemain-pemain kita itu bisa fokus kalau begini kan mengganggu konsentrasi mereka dalam bermain. Itu yang harus diperhatikan,” ucapnya.
Lanjut Siswanto, ketika para pemain fokus dalam setiap melakoni pertandingan, potensi untuk menang dan berprestasi sangat memungkinkan.
“Jadi mereka bisa berprestasi, gak bercabang-cabang lah, fokus aja,” katanya.
Lebih lanjut Siswanto mengaku geram dengan wajah sepak bola Indonesia selama ini seolah diurus dengan ugal-ugalan dan tidak profesional. Ia menduga PSSI hanya mementingkan aspek bisnisnya saja daripada mengejar kualitas sepak bola nasional.
"PSSI harusnya bisa lebih fokus juga mengurus Liga 1 setelah Piala AFF berakhir, tapi yang terjadi semuanya jalan, ini mau mengejar kualitas atau bisnis sih?" terang Siswanto.
Untuk itu, ia mendesak dilakukannya perubahan total secara mendasar dalam tubuh PSSI atau melakukan Revolusi PSSI.
“Kalau dari saya sebenarnya harus ada pembenahan kalau bicara urgensinya ya sangat urgen sekali apalagi kondisi persepakbolaan kita secara keseluruhan dilihat dari ketertiban dari aturan main kan masih banyak kurangnya,” jelas Siswanto.
Jika kondisi seperti ini diteruskan, kata Siswanto, maka sepak bola Indonesia akan terus ketinggalan dari negara lainnya.
“Jadi buat saya ini sangat urgensi dan harus ada Revolusi atau perubahan lah di tubuh PSSI gak seperti ini terus. Kalau begini terus kapan majunya persepakbolaan Indonesia,” tukas Siswanto.
Baca Juga: Anies Baswedan Disambut Poster Demo Dilarang Masuk Saat Datang ke Daerah Jateng, Musni Umar: Tak Sepatutnya Dilakukan!
Sentimen: positif (93.4%)