Sentimen
Negatif (94%)
27 Des 2022 : 18.11
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Event: Indonesia Lawyers Club (ILC)

Biar Nggak Gagal Paham Soal Politik Identitas, Rocky Gerung Sarankan Jokowi Baca Buku: Jangan 'Kerja, Kerja, Kerja' Saja! Selasa, 27/12/2022, 18:11 WIB

28 Des 2022 : 01.11 Views 3

Wartaekonomi.co.id Wartaekonomi.co.id Jenis Media: News

Biar Nggak Gagal Paham Soal Politik Identitas, Rocky Gerung Sarankan Jokowi Baca Buku: Jangan 'Kerja, Kerja, Kerja' Saja!
Selasa, 27/12/2022, 18:11 WIB
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat Politik Rocky Gerung angkat suara terkait Presiden Joko Widodo (Jokowi) makin sering menyinggung soal ‘Politik Identitas’ dalam beberapa kesempatan. Jokowi menggambarkan politik identitas sebagai hal yang sangat menakutkan.

Rocky mempersilakan pihak-pihak yang kerap menyuarakan ‘Politik Identitas’ untuk menambah lagi referensi bacaan karena menurutnya hal ini penting memahami sebuah istilah yang kerap membuat kegaduhan.

“Baca Will Kimlycka, baca Charles Taylor, segala macam, itu pentingnya ‘Baca, Baca, Baca’ jangan ‘Kerja, Kerja, Kerja’ aja, bangsa ini didirikan oleh orang yang membaca buku,” ujar Rocky saat tampil di kanal Youtube Indonesia Lawyers Club (ILC), dikutip Senin (26/12/22).

Baca Juga: Telak! Nggak Ada Lagi yang Bisa Dibanggakan, Rocky Gerung Sebut Jokowi Bakal Mati-matian Pertahankan Proyek IKN: Dia Sangat Delusional!

Bukannya tanpa alasan, menurut Rocky istilah “identitas” dipahami kurang tepat sehingga jadi terkesan begitu buruk. Rocky membahas masalah identitas itu sendiri dari sisi etimologi yang mana maknanya baru bisa dipastikan ketika seseorang mati.

“Identitas itu dalam bahsa aslinya bahasa Yunani artinya ‘dia yang sudah mati’, karena Cuma orang mati yang bisa diidentifikasi. Itu etimologinya,” jelas Rocky.

Baca Juga: Sudah Keliling Bersama Tapi Suara Pemilih Anies Baswedan Malah Banyak ke PKS dan Demokrat, Surya Paloh dan NasDem Apes?

Karenanya, Rocky menilai Jokowi hanya mendengar dan ikut-ikutan saja soal Politik Identitas tanpa tahu apa “identitas” itu sendiri.

“Pak Jokowi dengar doang politik identitas, di dalam kepalanya Islam, selesai, karena nggak paham. Yang salah bukan Pak Jokowi, lingkungannya yang brief dengan cara yang buruk. Itu akibatnya bergaul dengan orang dungu,” ujarnya.

Baca Juga: Sudah Tak Dipedulikan Habib Rizieq? Ada Manuver Dahsyat di Balik Anies Baswedan Tak Diundang di Reuni 212, Rocky Gerung: Mereka Paham Kalau…

Untuk memcahkan masalah kerancuan istilah “Politik Identitas” yang kerap Jokowi utarakan, Rocky menyebut istilah lain yakni “Politic of Recognition” yang mana menurut Rocky akan mengalir ke Politik Multikultural.

“Sekarang untuk menyelamatkan kekecauan konspetual itu dibikin istilah lain Politic of Recognition, dalam kategori itu identitas dihidupkan karaena di-rekognisi,” ungkapnya.

“Itu yang menyebabkan kasus di Canada misalnya, dia pakai Politik Multikultural, kita multikultural. Tetapi mesti diingat seusatu multikultural kalau dia efek elektoral, hanya itu intinya. Kalau anda punya identitas sesuatu tapi nggak punya elektoral nggak akan disebut politik elektoral," tambah Rocky.

Baca Juga: Waduh Gawat! Anak Buah Megawati Cium Manuver Gerakan Nusantara Bersatu Relawan Jokowi: Ingin Menggalang Kekuatan untuk Menekan…

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyinggung soal politik identitas yang menurutnya sangat berbahaya.

Baca Juga: Bakal Koalisi Perubahan Pengusung Anies Baswedan Makin Solid, Demokrat Sampaikan 'Permohonan Maaf': Provokator Kecewa!

Sebab, isu SARA di media sosial jelang pemilu atau masa kampanye kerap kali menjadi pemantik perpecahan.

Baca Juga: Cabut Gugatan, Penggugat 'Ijazah Palsu' Jokowi Ngaku Kalah? Eggi Sudjana: Sampai Kepala Lu Botak Berkutil Nggak Bakal Bisa Menang!

"Hati-hati kita ini beragam, agama, suku, ras, beragam. Jadi hati-hati, kalau ada percikan kecil mengenai ini, segera diperingatkan, enggak usah ragu-ragu, segera peringatkan, panggil, pasti grogi," kata Jokowi beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Terungkap! Rocky Gerung Bocorkan Satu Peran Heru Budi yang Bisa Selamatkan Jokowi: Kalau Gak, Nanti Dendam...

Sentimen: negatif (94.1%)