Sentimen
Negatif (99%)
27 Des 2022 : 09.09
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Duren Tiga

Kasus: pembunuhan, kekerasan seksual, pelecehan seksual

Tokoh Terkait
Newstagar

Newstagar

Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat

Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat

Ini Penjelasan Ahli soal Sikap Emosional Ferdy Sambo

27 Des 2022 : 09.09 Views 2

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: News

Ini Penjelasan Ahli soal Sikap Emosional Ferdy Sambo
Jakarta: Ahli Psikologi Forensik, Reni Kusumowardhani, menjelaskan hasil telaah psikologi mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo (FS). Menurut Reni, kecerdasan Sambo masuk di atas rata-rata.
 
Hal itu disampaikan Reni saat bersaksi dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (J) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Reni merupakan saksi ahli yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU).
 
"Izin untuk membuka data, jadi untuk dimulai dari Bapak Ferdy Sambo. Bapak FS memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Kemampuan atraksi, imajinasi, dan kreativitasnya sangat baik," kata Reni saat persidangan, Jakarta, Senin, 26 Desember 2022.

-?

- - - -
Menurut dia, kemarahan yang memuncak dan tidak tenang menjadi hal paling mendominasi terkait pemicu peristiwa terjadinya tragedi pembunuhan di rumah dinas Ferdy Sambo, kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan. Hal tersebut, kata dia, sesuai dengan pengakuan dan pemeriksaan psikologi yang dilaksanakan berjenjang dan menggunakan beberapa metodologi untuk mendukung akurasi pemeriksaan. 
 
"Dan diakui Pak Ferdy dalam pemeriksaan langsung bahwa dalam situasi itu memang saya (dia) marah sekali, sudah lupa semuanya," kata Reni.
 
Terkait kecerdasan yang di atas rata-rata itu, terang Reni, bukan berarti Sambo tak mampu melanggar norma. Reni menjelaskan seseorang yang memiliki kecerdasan tinggi bisa melanggar norma dalam situasi mendesak dan ada sesuatu yang sangat memicu kemarahan, khususnya terkait dengan harga diri serta kehormatan keluarga, sehingga tidak mampu mengendalikan diri.
 
Di sisi lain, Reni menjelaskan kondisi Putri Candrawati (PC), istri Ferdy Sambo, yang masih mampu menanggulangi situasi trauma yang dialami meski diduga telah menjadi korban pelecehan seksual.
 
“Yang terjadi pada Ibu PC berdasarkan teori, lebih sesuai dengan respons yang kontrol. Jadi seolah tidak ada emosi apa-apa, seolah-olah tidak terjadi apa-apa, itu merupakan satu bentuk defense mechanism (mekanisme bertahan) untuk bisa tetap tegar, mekanisme pertahanan jiwa,” tegas Reni
 
Reni menjelaskan pada rape trauma syndrom atau sindrom perempuan yang mengalami kekerasan seksual sampai pemerkosaan memang ada fase akut. Dalam fase akut ini, lanjut Reni, kemungkinannya ada tiga hal yang terjadi pada korban kekerasan seksual.
 
"Pertama, mengekspresikan kemarahannya," ucap dia.
 
Kedua, kontrol. Ini satu penekanan dan memang berelasi dengan ciri-ciri kepribadian tertentu yang internalizing. Sehingga, korban menekan rasa marahnya, menekan rasa takutnya, menekan rasa malunya, meskipun itu muncul.
 
"Kemudian yang ketiga adalah shock disbelief menjadi sulit berkonsentrasi dan sulit mengambil keputusan,” ujar dia.
 

(AZF)

Sentimen: negatif (99.6%)