Bojonegoro (beritajatim.com) – Sejumlah produsen Tahu Ledok di Kelurahan Ledok Kulon, Kabupaten Bojonegoro mengaku kebingungan saat akan memproduksi tahu. Sehingga mereka harus mengurangi jumlah produksi. Bahkan ada yang tidak setiap hari bisa produksi karena imbas langkanya stok minyak goreng.

“Tahu Ledok ini jika sudah diproduksi dan tidak segera digoreng bisa cepat basi karena tidak memakai bahan pengawet makanan sama sekali,” ujar Penasehat Produsen Tahu Ledok di Kelurahan Ledok Kulon, Kabupaten Bojonegoro, Pranyoto, Jumat (11/2/2022).

Pranyoto mengaku dalam sehari ia membutuhkan minyak goreng sekitar 35 liter untuk memproduksi tahu yang berbahan dasar kedelai tersebut. Setelah adanya kelangkaan minyak goreng, ia akhirnya mengurangi jumlah produksi dari yang sebelumnya mampu memproduksi 1,5 kwintal kedelai kini dikurangi hanya 1 kwintal kedelai.

“Dari 350 anggota paguyuban, sekitar 20an orang sudah tidak berproduksi karena kelangkaan minyak goreng. Lainnya berproduksi jika sudah mendapat stok minyak goreng,” terangnya.

Bersama dengan produsen tahu lainnya, pihaknya sudah pernah meminta solusi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro, khususnya Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro agar stok minyak goreng bagi pelaku usaha ini bisa terpenuhi.

“Tapi kepala dinasnya Pak Kemi (Sukaemi) juga tidak ada solusi, saat telpon masih rapat katanya,” ungkap Pranyoto. Dihubungi melalui telpon selularnya oleh Jurnalis beritajatim.com, Sukaemi juga tidak memberikan jawaban meski terdengar nada aktif. [lus]