Sentimen
Positif (88%)
23 Des 2022 : 16.15
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Surabaya, Blitar

Partai Terkait

14 Februari Tak Hanya Valentine, Ada Fakta Sejarah Dahsyat

23 Des 2022 : 23.15 Views 3

Beritajatim.com Beritajatim.com Jenis Media: Politik

14 Februari Tak Hanya Valentine, Ada Fakta Sejarah Dahsyat

Surabaya (beritajatim.com) – Wakil Ketua DPRD Jatim, Anwar Sadad (Gus Sadad) mengatakan, pada 14 Februari tak hanya melulu sebagai Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang.

“Tak hanya Valentine, 14 Februari ternyata menyimpan fakta sejarah yang dahsyat. Pada 14 Februari, tentara PETA (Pembela Tanah Air) Daidan (Batalyon) Blitar yang dikomandani Shodanco Supriyadi menyerang markas tentara Jepang,” kata Gus Sadad kepada beritajatim.com, Senin (14/2/2022).

Sebenarnya PETA, menurut Ketua DPD Partai Gerindra Jatim ini, adalah calon-calon tentara yang disiapkan Jepang untuk memperkuat angkatan bersenjatanya. Mereka terdiri dari anak-anak muda pilihan yang telah mendapatkan pendidikan formal setingkat SMP.

“Mereka dididik di pusat-pusat latihan tempur di beberapa tempat, di antaranya di Daidan Blitar. Jiwa patriotisme mereka berontak menyaksikan kekejaman tentara Jepang kepada warga pribumi. Jepang memberlakukan romusha atau kerja paksa tak pandang bulu, warga pribumi laki-laki dan perempuan dipaksa bekerja untuk mereka,” tuturnya.

Warga pribumi dipaksa menjual sebagian besar hasil pertanian, termasuk jagung dan padi, bahkan telur dengan harga murah, dengan hanya menyisakan sedikit tidak cukup untuk dimakan keluarga sendiri.

“Maka perlawanan dimulai. Rekan Supriyadi, Shodanco Partiharjono pada tanggal 14 Februari 1945 mengibarkan bendera Merah Putih besar di sebuah lapangan di Blitar. Pemberontakan pecah. Jepang mengerahkan seluruh pasukannya untuk meredam pemberontakan. Hanya karena muslihat Jepang, pemberontakan berhasil diredam. Sebanyak 68 orang ditangkap, delapan orang dihukum mati, dua orang dilepaskan. Supriyadi raib,” jelasnya.

Tak ada catatan, lanjut dia, apakah Supriyadi berhasil melarikan diri, atau gugur dalam pemberontakan tersebut. Pada saat menghilang, Supriyadi masih belia, berusia 21 tahun.

“Oleh karena itu, pesan saya untuk generasi muda, gali terus sejarah perjuangan pahlawan kita. Ambil spiritnya. Para pahlawan berjuang untuk kemerdekaan negeri tercinta ini. Seperti pesan dalam konstitusi kita, kemerdekaan hanya pintu gerbang. Generasi muda yang bertugas mewujudkan cita-cita kemerdekaan, cita-cita proklamasi kemerdekaan tahun 1945. Mari kita memperingati Hari Pemberontakan PETA, 14 Februari, 77 tahun yang lalu,” pungkasnya. (tok/ted)

Sentimen: positif (88.8%)