Sentimen
Negatif (96%)
22 Des 2022 : 14.39
Informasi Tambahan

Kasus: Tipikor, korupsi

Balas Pernyataan Luhut Soal OTT, Mantan Penyidik KPK Beber Orang yang Pura-pura Baik di Publik Tapi Korupsi

22 Des 2022 : 21.39 Views 3

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Balas Pernyataan Luhut Soal OTT, Mantan Penyidik KPK Beber Orang yang Pura-pura Baik di Publik Tapi Korupsi

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap membalas pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan soal operasi tangkap tangan (OTT) yang menurutnya tidak baik.

Yudi mengatakan, operasi tangkap tangan berhasil secara cepat, efisien dan efektif untuk menetapkan tersangka atau menaikkan suatu perkara langsung ke penyidikan sejak tertangkap tangannya orang-orang yang melakukan tindak pidana korupsi.

Dia menjelaskan pentingnya OTT. Sebab korupsi merupakan kegiatan yang tersembunyi hanya diketahui oleh sedikit orang, melibatkan uang yang begitu besar dan waktunya singkat.

Oleh karena itulah OTT yang diawali dari informasi masyarakat, orang-orang yang peduli dengan nasib negeri ini untuk melaporkan kasus korupsi yang akan terjadi itu kemudian diverifikasi oleh pihak KPK dan jika itu benar maka dilakukan operasi tangkap tangan.

Ketika tertangkap tangan maka tidak ada lagi alasan untuk mengelak sebab barang buktinya dan para pelakunya ada. Sehingga dalam waktu 24 jam sejak tertangkap tangan sudah bisa ditetapkan tersangkanya.

“Dan yang menarik tidak ada yang tahu siapa yang akan kena OTT. Kenapa karena selama ini orang-orang dihadapan publik mungkin baik ternyata di belakangnya mungkin pelaku korupsi,” ungkapnya dalam kanal YouTube-nya, Rabu, (21/12/2022).

Lebih lanjut kata Mantan Ketua Wadah Pegawai KPK ini, OTT juga tidak melihat atau tidak pandang bulu jabatannya.

Hal itu bisa dilihat bagaimana deretan pejabat-pejabat, kepala atau pimpinan kepala lembaga negara kena OTT mulai dari kepala daerah bupati, gubernur, wali kota hingga ketua atau pimpinan lembaga negara.

“Dulu pernah ada ketua Mahkamah Konstitusi, Ketua DPD, kemudian juga anggota DPR,” tambahnya.

Lagi, hal yang menarik lainnya kata dia adalah pada saat OTT-nya yang tertangkap misalnya pejabat setingkat kepala daerah, namun ketika pengembangan yang ketahuan ternyata sampai melibatkan kepala atau pimpinan lembaga pemerintahan di pusat.

Kemudian jumlahnya pada saat OTT mungkin sedikit Rp200-300 juta tapi mengembang sampai puluhan miliar.

Tak hanya itu, kasusnya pada saat OTT mungkin hanya satu kasus terkait dengan pengadaan barang dan jasa di suatu dinas atau dalam proses perizinan. Namun begitu pengembangan kemana-mana, terungkap banyak kasus.

Menurutnya itulah mengapa operasi tangkap tangan ditakuti karena tidak ada yang tahu siapa nanti pelakunya, kemudian yang kedua berapa jumlahnya dan berapa perkara korupsi yang akan terungkap.

Yudi menyebut OTT merupakan kampanye yang paling efektif dalam usaha memberantas korupsi karena akan memberi efek jera pada koruptor lainnya.

“Karena kita tahu koruptor ini dia tidak akan berhenti korupsi kalau tidak ditangkap. Karena dalam pikirannya adalah selama menjabat, selama menduduki suatu jabatan, memiliki kewenangan disitulah dia akan selalu korupsi untuk memperkaya dirinya, orang lain dan juga dan juga kroni-kroninya,” tutupnya.

Sebelumnya, dalam peluncuran Aksi Pencegahan Korupsi 2023-2024 Stranas PK, Luhut menyebut OTT tidak baik untuk Indonesia.

“Kita OTT itu kan enggak bagus sebenarnya. Buat negeri ini jelek banget gitu. Tapi kalau kita digital life. Siapa yang mau lawan kita,” ucap Luhut. (selfi/fajar)

Sentimen: negatif (96.9%)