Sentimen
Negatif (99%)
21 Des 2022 : 16.40
Informasi Tambahan

Kasus: pembunuhan

Tokoh Terkait
Brigadir Yosua Hutabarat

Brigadir Yosua Hutabarat

Pastikan Pembunuhan Brigadir J Berencana, Kriminolog: Kalau Tidak Berencana Tidak Ada Jeda

21 Des 2022 : 16.40 Views 3

Jitunews.com Jitunews.com Jenis Media: Nasional

Pastikan Pembunuhan Brigadir J Berencana, Kriminolog: Kalau Tidak Berencana Tidak Ada Jeda

19 Desember 2022 14:48 WIB

Ahli Kriminologi Muhammad Mustofa mengatakan bahwa kasus pembunuhan Brigadir J sudah bisa dipastikan sebagai kasus pembunuhan berencana. Ia menyebut apabila bukan pembunuhan berencana maka tidak ada tindakan lain sebelum eksekusi.

Bharada Richard Eliezer vs Ferdy Sambo (twitter.com/pikiran_rakyat)

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Sidang lanjutan kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J kembali dillanjutkan pada hari ini, Senin (19/12/2022). Agenda sidang yaitu pemberian kesaksian dari para ahli.

Sementara itu Ahli Kriminologi Muhammad Mustofa mengatakan bahwa kasus pembunuhan Brigadir J sudah bisa dipastikan sebagai kasus pembunuhan berencana. Ia menyebut apabila bukan pembunuhan berencana maka tidak ada tindakan lain sebelum eksekusi.

"Dalam pembunuhan tidak berencana, biasanya pembunuhan merupakan reaksi seketika. Jadi tidak ada jeda waktu lagi menyaksikan istrinya diperkosa, dia lakukan tindakan misalnya tembakan terhadap pelaku (pemerkosa). Tidak ada jeda waktu untuk berpikir melakukan tindakan-tindakan lain," kata Mustofa di PN Jaksel, Senin (19/12/2022).

Hasil Skor Lie Detector Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Minus, Ahli: Terindikasi Berbohong

"Pasti berencana," sambungnya.

Awalanya, hakim bertanya terkait kejadian istri yang diperkosa apakah suami akan melakukan tindakan-tindakan yang tidak ada hubungannya dengan itu.

"Dapatkah seorang pelaku pada saat dengar istrinya diperkosa kemudian masih sempat melakukan tindakan-tindakan lain dalam artian bermain badminton ataupun menunda pembicaraan dengan si pemerkosanya padahal pemerkosanya itu adalah ajudannya sendiri?" tanya Jaksa.

Sementara terkait alasan Bharada E bersedia menembak Brigadir J, Mustofa menyebut Bharada E tidak punya kuasa untuk menolak perintah atasannya.

"Kemudian mengapa Richard bersedia melakukan, karena di dalam posisi hubungan kerja dia paling bawah. Bharada kan pangkat paling rendah sementara yang memerintahkan pangkat sangat tinggi dan kemudian barangkali dia juga paling junior di sana (rumah) sehingga kemungkinan melakukan penolakan menjadi lebih kecil. Apalagi masih baru, takut kehilangan pekerjaan, dan seterusnya," ungkapnya.

"Dan memang ada perencanaan," tandasnya.

Hasil Poligraf Kuat Ma'ruf Jujur dan Berbohong, Ahli Tanya soal Putri Candrawathi dan Yosua

Sentimen: negatif (99.9%)