Sentimen
21 Des 2022 : 10.40
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Sumba, Jayapura, Lombok, Biak, Likupang, Sorong
Waspada! Gelombang Hingga 4 Meter Melanda Perairan Indonesia
21 Des 2022 : 17.40
Views 3
Medcom.id Jenis Media: News
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat untuk waspada potensi gelombang tinggi hingga empat meter di beberapa wilayah perairan Indonesia. Potensi ini diperkirakan terjadi pada 21-22 Desember 2022.
"Bagi masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo, Rabu, 21 Desember 2022.
Ia menyampaikan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Barat Laut-Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Samudra Hindia Barat Kepulauan Mentawai, Laut Banda, perairan Sermata-Leti, perairan Babar-Tanimbar dan perairan Kep. Kai," paparnya.
Kondisi itu, kata Eko Prasetyo, menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 di perairan selatan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, Laut Natuna, Selat Malaka bagian utara, perairan selatan Bali-Sumba, Selat Bali-Lombok-Alas
bagian selatan, Selat Sumba, perairan Pulau Sawu-Rote, Laut Sawu, perairan selatan Flores, Selat Sape bagian selatan.
Kondisi serupa juga berpotensi terjadi di Selat Ombai, Samudra Hindia Selatan NTT, perairan Kepulauan Sangihe, perairan selatan Kepulauan Talaud, perairan Kepulauan Sitaro, perairan Bitung-Likupang, dan Laut Maluku bagian utara.
Kemudian di Laut Sulawesi, perairan utara Sulawesi, perairan utara Papua, perairan Pulau Buru-Seram, Laut Seram, Laut Banda, perairan Sermata-Leti, perairan Babar-Tanimbar, perairan Kepulauan Kai-Aru, dan Laut Arafuru.
Untuk gelombang di kisaran lebih tinggi 2,5-4 meter, berpeluang terjadi di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat Pulau Simeulue-Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu, dan perairan Enggano-barat Lampung.
Kemudian, di Samudra Hindia Barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Jawa, Samudra Hindia Selatan Jawa-NTB, Laut Natuna Utara.
Selanjutnya, perairan utara Anambas-Natuna, perairan Subi-Serasan, perairan utara Kepulauan Talaud, perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Sorong, perairan utara Biak-Jayapura, Samudra Pasifik Utara Halmahera-Papua.
"Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran," ucap dia.
Untuk itu, ia mengatakan perlu diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter, kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter).
Kemudian, kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter), kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter).
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
"Bagi masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo, Rabu, 21 Desember 2022.
Ia menyampaikan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Barat Laut-Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.
-?
- - - -"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Samudra Hindia Barat Kepulauan Mentawai, Laut Banda, perairan Sermata-Leti, perairan Babar-Tanimbar dan perairan Kep. Kai," paparnya.
Kondisi itu, kata Eko Prasetyo, menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 di perairan selatan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, Laut Natuna, Selat Malaka bagian utara, perairan selatan Bali-Sumba, Selat Bali-Lombok-Alas
bagian selatan, Selat Sumba, perairan Pulau Sawu-Rote, Laut Sawu, perairan selatan Flores, Selat Sape bagian selatan.
Kondisi serupa juga berpotensi terjadi di Selat Ombai, Samudra Hindia Selatan NTT, perairan Kepulauan Sangihe, perairan selatan Kepulauan Talaud, perairan Kepulauan Sitaro, perairan Bitung-Likupang, dan Laut Maluku bagian utara.
Kemudian di Laut Sulawesi, perairan utara Sulawesi, perairan utara Papua, perairan Pulau Buru-Seram, Laut Seram, Laut Banda, perairan Sermata-Leti, perairan Babar-Tanimbar, perairan Kepulauan Kai-Aru, dan Laut Arafuru.
Untuk gelombang di kisaran lebih tinggi 2,5-4 meter, berpeluang terjadi di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat Pulau Simeulue-Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu, dan perairan Enggano-barat Lampung.
Kemudian, di Samudra Hindia Barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Jawa, Samudra Hindia Selatan Jawa-NTB, Laut Natuna Utara.
Selanjutnya, perairan utara Anambas-Natuna, perairan Subi-Serasan, perairan utara Kepulauan Talaud, perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Sorong, perairan utara Biak-Jayapura, Samudra Pasifik Utara Halmahera-Papua.
"Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran," ucap dia.
Untuk itu, ia mengatakan perlu diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter, kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter).
Kemudian, kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter), kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter).
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
(NUR)
Sentimen: netral (95.5%)