Hargai Keberagaman Penyandang Disabilitas Lewat Belajar Bahasa Isyarat
Jawapos.com Jenis Media: Nasional
JawaPos.com – Dalam rangka memperingati Hari Penyandang Disabilitas Internasional atau Hari Difabel Internasional, masyarakat diajak untuk memandang para penyandang disabilitas dengan setara. Agar memudahkan dalam berkomunikasi, Johnson & Johnson Indonesia memperkenalkan salah satu dari bahasa isyarat yang umum digunakan kelompok tuli di Indonesia, yaitu Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO).
Dengan tema inklusivitas sebagai sumber belajar, ada pula perbedaan BISINDO dengan Sistem Bahasa Isyarat Indonesia (SIBI) maupun Bahasa Isyarat Amerika atau American Sign Language (ASL). Sebab keberagaman dan kesetaraan adalah hal yang unik.
“Keanekaragaman tentang perspektif unik. Melihat dunia dari sudut pandang yang unik dan berbeda, perspektif yang memberi Anda ide, solusi dan strategi potensial pemecahan masalah,” kata Country Leader of Communications & Public Affairs for Johnson & Johnson Pharmaceutical Indonesia & Malaysia Devy Yheanne kepada wartawan baru-baru ini.
Ia mengatakan inklusi adalah tentang menciptakan rasa memiliki yang mendalam. Ini tentang budaya di mana Anda dihargai, ide Anda didengar dan Anda memajukan budaya ini untuk semua orang.
“Misi kami adalah menjadikan keberagaman, kesetaraan dan inklusi sebagai cara kami berbisnis,” jelasnya.
Targetnya, mereka akan memajukan budaya kebersamaan di mana hati dan pikiran yang terbuka bergabung untuk melepaskan potensi dari gabungan orang-orang yang brilian. Dengan begitu, individu dapat menghargai perbedaan dan keberagaman.
Dengan menggandeng Precision One memberikan lapangan kerja bagi para penyandang disabilitas. Mereka diajarkan untuk menghasilkan produk handmade yang tidak kalah saing dengan produk serupa, seperti baju, rok, tas, finger puppet, hingga ke produk lainnya seperti kopi dan sabun.
Ada pula Parakerja, merupakan platform pendidikan untuk penyandang disabilitas dan non disabilitas. Tujuannya agar mereka memiliki kesetaraan dalam aspek pendidikan, aksebilitas dan pekerjaan.
Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Sentimen: positif (98.4%)