Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Event: Rezim Orde Baru
Kab/Kota: Jagakarsa, Ciganjur
Tokoh Terkait
Gus dur
Kalau Tidak Kenal Gus Dur, Saya Sudah Daftar FPI
Jawapos.com Jenis Media: Nasional
JawaPos.com – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Chilil Staquf mengungkapkan, sosok Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dinilai mampu menghadirkan pembaharuhan untuk NU. Bahkan, pria yang karib disapa Gus Yahya ini menyebut Gus Dur mampu mentransformasikan pola pikir orang-orang NU secara keseluruhan.
“Yang paling mencolok dan monumental dari karya pembaharuan dalam NU adalah bagaimana Gus Dur mentransformasikan pola pikir dari orang-orang NU secara keseluruhan,” kata Gus Yahya dalam acara haul ke-13 Gus Dur di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (17/12).
Gus Yahya memang mengenal dekat dengan Gus Dur. Terlebih dirinya merupakan juru bicara Gus Dur saat menjabat Presiden RI. Karena itu, Gus Yahya mengaku sangat merasakan pola pikir Gus Dur yang bisa mengubah dirinya.
“Saya sendiri dari generasi yang merasakan betul pola-pola pikir saya berubah karena mengenal Gus Dur, saya ini kalau tidak kenal Gus Dur dan waktu itu sudah ada FPI, saya kira saya akan mendaftar FPI waktu itu, kayaknya,” kelakar Gus Yahya.
Gus Yahya menuturkan, Gus Dur merupakan pemikir yang objektif dan rasional. Gus Dur mampu melihat masa depan Islam secara rasional, daripada tawaran-tawaran lain yang cenderung radikal, fundamentalis dan ekstrem.
“Tahun 70-80an, itu adalah masa di mana generasi Islam merasakan tekanan kultural, tekanan politik, tekanan ekonomi yang luar biasa di mana-mana. Di Indonesia, secara domestik jelas dalam konteks orde baru dan konteks global berhadapan tekanan dari barat. Pada waktu itu, mulai bermunculan gerakan-gerakan radikal yang pokoknya mau melawan habis tekanan-tekanan itu dengan risiko apapun, dengan pengorbanan apapun termasuk dengan mengorbankan nyawa secara besar-besaran,” papar Gus Yahya.
Namun, Gus Dur dinilai memikirkan nasib Islam dengan objektif dan rasional. Gus Dur menginginkan menolong sesama manusia untuk menyelamatkan pemikiran Islam.
“Gus Dur memberi tawaran baru, yaitu bahwa Islam ini, nasib Islam ini, tidak ada cara yang lebih baik menolong nasib Islam ini selain dengan cara menolong kemanusiaan seluruhnya. Karena apabila kita lihat realitas peradaban di mana kita hidup saat ini, maka wawasan ini sungguh adalah wawasan yg jauh lebih realistis dari pada yang ditempuh oleh pihak-pihak lain,” pungkasnya.
Editor : Nurul Adriyana Salbiah
Reporter : Muhammad Ridwan
Sentimen: positif (57.1%)