Sentimen
Positif (61%)
19 Des 2022 : 02.15
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Washington, Wina

Iran Berencan Luncurkan Satelit Pada Akhir Maret 2023

19 Des 2022 : 09.15 Views 3

Jurnas.com Jurnas.com Jenis Media: News

Iran Berencan Luncurkan Satelit Pada Akhir Maret 2023

Supianto | Minggu, 18/12/2022 20:43 WIB

Bendera Iran melambai di depan markas Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di Wina, Austria pada 23 Mei 2021. (Foto: Reuters/Leonhard Foeger)

JAKARTA, Jurnas.com - Iran bersiap untuk meluncurkan "setidaknya dua satelit" ke luar angkasa pada akhir Maret, Menteri Telekomunikasi Issa Zarepour mengatakan pada Minggu, lebih dari sebulan setelah berhasil menguji sebuah peluncur.

Amerika Serikat (AS) telah berulang kali menyuarakan keprihatinan bahwa peluncuran semacam itu dapat meningkatkan teknologi rudal balistik Iran, memperluas potensi pengiriman hulu ledak nuklir.

Tetapi Iran menegaskan tidak mencari senjata nuklir dan bahwa peluncuran satelit dan roketnya hanya untuk tujuan sipil atau pertahanan. "Satelit Nahid 1 dan Nahid 2 sedang disiapkan," kata Zarepour seperti dikutip kantor berita resmi IRNA.

Nahid adalah nama yang diberikan untuk serangkaian satelit telekomunikasi yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian Antariksa Iran. "Kami akan meluncurkan pada akhir tahun, 20 Maret dalam kalender Persia," ujar Zarepour.

Pada awal November, televisi pemerintah Iran mengumumkan "peluncuran suborbital yang sukses dari peluncur satelit bernama Ghaem-100".

Roket Ghaem-100 diproduksi oleh organisasi kedirgantaraan Korps Pengawal Revolusi Islam dan merupakan peluncur satelit bahan bakar padat tiga tahap pertama di negara itu, tambah saluran tersebut.

Iran berhasil menempatkan satelit militer pertamanya ke orbit pada April 2020, menuai teguran keras dari Washington.

Pada Agustus tahun ini, satelit Iran lainnya, bernama Khayyam, diluncurkan oleh Rusia dengan roket Soyuz-2.1b dari Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan.

Badan antariksa Iran mengatakan perangkat itu dibangun oleh Rusia di bawah pengawasan Iran.

AS menuduh pada saat itu bahwa Khayyam akan memungkinkan "kemampuan mata-mata yang signifikan” dan bahwa aliansi Rusia-Iran yang semakin dalam menjadi ancaman besar bagi dunia.

Badan antariksa Iran menolak tuduhan itu, membantah bahwa tujuan Khayyam adalah untuk "memantau perbatasan negara," dan membantu pengelolaan sumber daya alam dan pertanian.

Sumber: Alarabiya News

TAGS : Iran Issa Zarepour Amerika Serikat

Sentimen: positif (61.5%)