Sentimen
Negatif (100%)
19 Des 2022 : 02.00
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Duren Tiga

Kasus: pembunuhan

Tokoh Terkait
Arifin

Arifin

Brigadir Yosua Hutabarat

Brigadir Yosua Hutabarat

Ferdy Sambo Ngaku Baru Sadar Soal CCTV Usai 5 Hari Tewasnya Joshua, 6 Anak Buah Jadi Korban

19 Des 2022 : 02.00 Views 2

Pojoksatu.id Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional

Ferdy Sambo Ngaku Baru Sadar Soal CCTV Usai 5 Hari Tewasnya Joshua, 6 Anak Buah Jadi Korban

POJOKSATU.id, JAKARTA – Ferdy Sambo baru tersadar dan memerintahkan mengamankan CCTV di sekitar rumahnya di Duren Tiga pada 13 Juli atau 5 hari usai tewasnya Brigadir Joshua.

Ferdy Sambo mengaku bahwa CCTV di sekitar rumahnya perlu segera diamankan setelah CCTV itu ditonton dan dilaporkan oleh AKBP Arif Rachman Arifin, anak buahnya di Divpropam.

Sambo mengaku perintah pengecekan CCTV itu disampaikan secara natural ke bawahannya. Dia mengaku baru tahu isi CCTV itu pada 13 Juli 2022.

Ferdy Sambo beralasan CCTV di rumah dinasnya, Kompleks Duren Tiga, Jakarta Selatan, isinya berbeda dengan skenario tembak menembak terkait pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat.


Lantas Sambo khawatir dan memerintahkan anak buahnya agar mengecek CCTV tersebut.

-

Hancurkan Karier Alumni Terbaik Akpol 2010 AKP Irfan, Pengacara Minta Sambo Tatap Dalam-dalam Wajahnya

Hal itu disampaikan Sambo saat menjadi saksi mahkota untuk terdakwa AKP Irfan Widyanto di PN Jaksel, Jumat (16/12/2022).

Mantan Kadiv Propam itu awalnya ditanya hakim mengapa memerintahkan anak buahnya di Divpropam saat itu untuk mengecek CCTV Kompleks pada 9 Juli atau sehari setelah Yosua tewas.

“Tadi saudara menyebutkan ada perintah saudara untuk kalau Provos melakukan pemeriksaan awal terus Paminal melakukan pengecekan CCTV?” tanya hakim.

“Demikian, Yang Mulia,” ujar Sambo.

“Untuk tugas Paminal melakukan pengecekan CCTV. Apa maksudnya CCTV kompleks itu dilakukan pengecekan?” tanya hakim lagi.

“Karena saya pikir akan dibutuhkan untuk membuat terang perkara ini,” ucapnya.

Sambo menilai isi dari CCTV tersebut bisa membuat terang peristiwa sesungguhnya yang terjadi saat itu.

Dia juga mengaku awalnya merasa tak ada masalah jika CCTV di Kompleks Duren Tiga itu diperiksa.

“Membuat terang perkara ini karena di awal saya juga berpikir bahwa tidak ada masalah dengan CCTV di luar ini. Tapi karena menyorot ke Duren Tiga kemudian ke jalan juga,” katanya.

“Jadi saya waktu itu tidak ada masalah dengan CCTV ini. Jadi saya natural memerintahkan kepada Karo Paminal untuk melakukan pengecekan,” ucapnya.

Ferdy Sambo khawatir CCTV tersebut menjadi masalah setelah tahu isinya.

Sambo mengatakan rekaman dalam CCTV itu menunjukkan hal berbeda dari cerita skenario awal pembunuhan Yosua yang sudah disampaikan ke pimpinanya dan anggota polri.

“Apa masalahnya?” tanya hakim.

“Ya karena itu tidak sesuai dengan cerita yang saya sudah sampaikan ke anggota dan pimpinan,” ucap Sambo.

“Ini yang saya ingin tahu, cerita yang saudara sampaikan kepada anggota apa, coba jelaskan,” ujar hakim.

“Sudah saya sampaikan tadi di awal ceritanya bahwa saya masuk ke TKP sudah terjadi peristiwa itu,” ucap Sambo.

“Tembak-menembak itu sudah terjadi,” sambung Sambo.

Dia juga mengaku cerita tembak menembak bikinannya itu yang disampaikan ke Karo Penmas Polri dan Kapolres Jaksel. Sambo mengaku akan bertanggung jawab.

Sambo juga sempat menceritakan rekaman CCTV yang dianggapnya merusak skenarionya.

Mulanya hakim mempertanyakan kapan Sambo tersadar memerintahkan anakbuahnya mengecek CCTV di kompleks rumah dinasnya.

“Saudara harus jujur, ya. Kejujuran Saudara juga itu akan ada baiknya bagi saudara. Jadi (kapan) kemudian oleh karena itulah saudara tersadar untuk melakukan pengecekan terhadap CCTV kompleks tersebut?” tanya hakim.

“Setelah ditonton dan dilaporkan oleh Arif (AKBP Arif Rachman),” ucap Sambo.

Sambo mengaku perintah pengecekan CCTV itu disampaikan secara natural ke bawahannya. Dia mengaku baru tahu isi CCTV itu pada 13 Juli 2022.

Yosua sendiri tewas ditembak di rumah dinas Sambo pada 8 Juli 2022.

“Saya pikir natural saja untuk mengecek. Di tanggal 13 (Juli) itulah baru saya tahu,” ucap Sambo.

Dia mengaku awalnya yakin rekaman CCTV itu tak akan merusak skenarionya karena tidak menyorot ke dalam rumah dinasnya.

Namun ternyata rekaman itu tidak mendukung skenario tembak-menembak yang dikarang Sambo untuk menutupi pembunuhan Yosua.

“Tujuan Saudara itu supaya rapi sedemikan?” ucap Sambo.

“Bukan, siapa tau bisa mendukung skenario, ternyata tidak,” ujar Sambo menjelaskan tujuan memerintahkan pengecekan CCTV.

Sambo kemudian menjelaskan hal yang dianggapnya tak sesuai dengan skenarionya.

Dia menyebutkan rekaman yang menunjukkan Yosua sedang berjalan di halaman rumah dinas setelah Sambo tiba di rumah tersebutlah yang merusak skenarionya.

“Saya tidak tahu kalau posisi Brigadir Joshua jalan seperti yang ada di CCTV,” ucap Sambo. (ikror/pojoksatu)

Sentimen: negatif (100%)