Sentimen
Positif (99%)
18 Des 2022 : 17.00
Informasi Tambahan

Agama: Katolik

Event: Hari Ibu

Kab/Kota: bandung, Yogyakarta

Tokoh Terkait

Yogyakarta Jadi Saksi Sejarah Hari Ibu dan Ide Kado Buat Ibunda Tersayang

19 Des 2022 : 00.00 Views 2

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Yogyakarta Jadi Saksi Sejarah Hari Ibu dan Ide Kado Buat Ibunda Tersayang

Krjogja.com - YOGYA - Masyarakat Indonesia sebentar lagi memperinati Hari Ibu yang selalu dirayakan pada 22 Desember 2022. Hal ini sebagai bentuk perayaan terhadap semangat perempuan Indonesia yang bertujuan untuk memberdayakan perempuan bangsa dan negara.

Lalu bagaimana sejarah diputuskannya Hari Ibu secara nasional? Dikutip dari berbagai sumber, benih-benih kebangkitan gerakan perempuan Indonesia dimulai jauh sebelum Indonesia merdeka. Saat itu, banyak lahir organisasi perempuan, seperti Aisiyah, Perempuan Katolik, Putri Merdeka, Wanita Taman Siswa, dan lain-lain. Dorongan nasionalisme di kalangan perempuan berkontribusi pada gagasan diadakannya Kongres Perempuan Indonesia pertama pada 22-25 Desember 1928 yang diselenggarakan di Yogyakarta. Tepatnya di Dalem Jayadipuran. Ini memang sejalan dengan Sumpah Pemuda yang juga dijalankan di tahun 1928.

Pertemuan ini pun dilaporkan dalam Koran Istri yang diterbitkan pada bulan Mei 1929. Dinyatakan ada ribuan wanita yang hadir di kongres. Kongres tersebut diakui sebagai tonggak kebangkitan gerakan perempuan Indonesia. Sehingga Kongres Perempuan Indonesia ke-3 yang diselenggarakan di Bandung pada tahun 1938 menyatakan bahwa setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu.

Ada 3 orang yang berperan besar dalam kongres pertama yaitu Ny. Soekonto (aktivis dari organisasi Wanito Utomo), Nyi Hadjar Dewantara (istri pendiri Taman Siswa) dan Nona Soejatin (anggota Putri Indonesia). Dari kongres pertama ini, ada 4 hal yang dihasilkan terkait kemajuan untuk kaum perempuan saat itu, yaitu: tambahan untuk sekolah bagi perempuan, meningkatkan peraturan tentang pernikahan (yang lebih menguntungkan bagi perempuan), meningkatkan peraturan untuk para janda dan perempuan yang yatim piatu dan pencegahan terjadinya pernikahan di usia dini.

Peringatan dilanjutkan oleh Presiden Soekarno yang menetapkan tanggal 22 Desember untuk diperingati sebagai Hari Ibu melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959.

Sentimen: positif (99.2%)