Sentimen
17 Des 2022 : 22.28
Polisi Buru Fasilitator Keberangkatan WNA Irak Terdampar di NTT
17 Des 2022 : 22.28
Views 3
Medcom.id Jenis Media: News
Kupang: Polres Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), mencari pria bernama Hanafi Laduma, warga Desa Papela, Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao, sebagai terduga pihak yang memfasilitasi keberangkatan 13 imigran gelap warga negara Irak ke Australia.
"Orangnya kabur saat tim Polres Rote Ndao mengamankan belasan WNA Irak tersebut di Pantai Rote Selatan," kata Kapolres Rote Ndao, AKBP I Nyoman Putra Sandita, saat dihubungi, Jumat, 16 Desember 2022.
Putra mengatakan hal itu berkaitan dengan perkembangan belasan WNA asal Irak yang ditemukan terdampar di Pantai Rote Selatan karena ditolak masuk ke Australia untuk mencari suaka. Polisi masih menyelidiki orang yang memfasilitasi keberangkatan sejumlah WNA Irak tersebut.
"Tim masih lakukan penyelidikan dan mencari orang tersebut," jelasnya.
Menurut dia saat ini tim dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) NTT sudah berada di Rote Ndao untuk mendata belasan sejumlah WNA Irak yang merupakan anak-anak dan orang dewasa tersebut.
Berdasarkan kronologis yang diceritakan para anak buah kapal (ABK), diketahui pada Sabtu (10/12) ketiga orang ABK asal Desa Papela Rote bertemu dengan tiga orang ABK asal Sulawesi yang membawa para imigran. Mereka kemudian menyerahkan perahu dan para imigran kepada ABK asal Papela tersebut.
Usai menyerahkan para imigran itu, Minggu (11/12), mereka bertolak ke Australia untuk mengantar para imigran tersebut.
Kemudian, Selasa pagi (12/12), kapal yang ditumpangi para imigran itu ditangkap polisi perairan Australia Pulau Ahsmore atau dikenal dengan sebutan Pulau Pasir.
Setelah ditangkap, mereka dipindahkan ke kapal milik Australia bernama Rushani untuk beristirahat. Kapal yang di pakai untuk melintas batas negara sudah diamankan dan dibakar oleh Bea Cukai (Customs) Australia.
Selasa, sekitar pukul 22.00 Wita, para ABK asal Papela bersama para imigran tersebut diberangkatkan oleh otoritas Australia untuk kembali ke perairan Indonesia. Dari hasil pemeriksaan terhadap 13 WNA itu juga ditemukan mereka tidak memiliki dokumen keimigrasian, baik paspor maupun visa.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
"Orangnya kabur saat tim Polres Rote Ndao mengamankan belasan WNA Irak tersebut di Pantai Rote Selatan," kata Kapolres Rote Ndao, AKBP I Nyoman Putra Sandita, saat dihubungi, Jumat, 16 Desember 2022.
Putra mengatakan hal itu berkaitan dengan perkembangan belasan WNA asal Irak yang ditemukan terdampar di Pantai Rote Selatan karena ditolak masuk ke Australia untuk mencari suaka. Polisi masih menyelidiki orang yang memfasilitasi keberangkatan sejumlah WNA Irak tersebut.
"Tim masih lakukan penyelidikan dan mencari orang tersebut," jelasnya.
-?
- - - -Menurut dia saat ini tim dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) NTT sudah berada di Rote Ndao untuk mendata belasan sejumlah WNA Irak yang merupakan anak-anak dan orang dewasa tersebut.
Berdasarkan kronologis yang diceritakan para anak buah kapal (ABK), diketahui pada Sabtu (10/12) ketiga orang ABK asal Desa Papela Rote bertemu dengan tiga orang ABK asal Sulawesi yang membawa para imigran. Mereka kemudian menyerahkan perahu dan para imigran kepada ABK asal Papela tersebut.
Usai menyerahkan para imigran itu, Minggu (11/12), mereka bertolak ke Australia untuk mengantar para imigran tersebut.
Kemudian, Selasa pagi (12/12), kapal yang ditumpangi para imigran itu ditangkap polisi perairan Australia Pulau Ahsmore atau dikenal dengan sebutan Pulau Pasir.
Setelah ditangkap, mereka dipindahkan ke kapal milik Australia bernama Rushani untuk beristirahat. Kapal yang di pakai untuk melintas batas negara sudah diamankan dan dibakar oleh Bea Cukai (Customs) Australia.
Selasa, sekitar pukul 22.00 Wita, para ABK asal Papela bersama para imigran tersebut diberangkatkan oleh otoritas Australia untuk kembali ke perairan Indonesia. Dari hasil pemeriksaan terhadap 13 WNA itu juga ditemukan mereka tidak memiliki dokumen keimigrasian, baik paspor maupun visa.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
(DEN)
Sentimen: negatif (96.6%)