MENTERI BUMN Erick Thohir menjadi calon wakil presiden pilihan mayoritas suara masyarakat. Erick Thohir juga menjadi sosok cawapres masuk dalam klaster cawapres potensial teratas dalam sejumlah survei.

Di Banten, Erick Thohir meraih 11,7 % pemilih. Erick Thohir menjadi satu-satunya kandidat baru mampu bersaing dengan aktor politik lama seperti Agus Harimurti Yudhoyono, Ridwan Kamil, Sandiaga Salahudin Uno. 

“Agus Harimurti Yudhoyono (29.7%), Ridwan Kamil (16.6%), Sandiaga Salahuddin Uno (13.1%), Erick Thohir (11.7%),” seperti ditulis dalam keterangan pers Poltracking Indonesia pada Rilis Temuan 5 Survei Provinsi Pulau Jawa (DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, & Jawa Timur) bertema Jawa Penentu Kemenangan: Membedah Kekuatan Politik Elektoral Capres, Cawapres, & Partai Politik di Pulau Jawa dalam rilis temuan 5 survei provinsi Jawa di Jakarta, Kamis (15/12).

Elektabilitas Erick Thohir bersaing di kelompok cawapres klaster atas dengan nama-nama lama seperti Agus Harimurti Yudhoyono (29.7%), Ridwan Kamil (16.6%), Sandiaga Salahuddin Uno (13.1%). Kemudian nama lainnya yang turut meramaikan bursa cawapres dengan raihan 1 digit elektabilitas, yakni Muhaimin Iskandar (6.3%), Khofifah Indar Parawansa (3.3%), Andika Perkasa (2.5%), Airlangga Hartarto (2.4%), Puan Maharani (2.2%), dan Mahfud MD (1.6%).

Figur cawapres penting menjadi pertimbangan bagi calon presiden (capres) untuk bisa memenangi PIlpes 2024. Cawapres setidaknya mewakili segmen, memiliki modal teknokratik yang kuat dan pendukung yang mengakar.

Temuan ini merupakan potret terbaru peta kekuatan politik elektoral Capres, Cawapres, dan partai politik pada 5 provinsi di Pulau Jawa dalam rentang survei tanggal 26 November–2 Desember 2022. Berbagi kemungkinan bisa saja terjadi, melihat Pemilu Serentak 2024 masih satu tahun lebih.

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda menilai, tendensi politik terbaru, capres dan cawapres potensial serta partai politik terkuat pada masing-masing provinsi, akan mengerucut pada beberapa nama figur seperti dalam temuan survei Poltracking. 

Meski, jelasnya, berbagai dinamika, peristiwa, dan momentum politik yang akan terjadi ke depan berpotensi mengubah peta politik elektoral di masing-masing provinsi di Pulau Jawa. (Ant/OL-8)