Sentimen
Negatif (99%)
17 Des 2022 : 14.37
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Boyolali, Purworejo, Trenggalek

Kasus: kecelakaan

Bencana Longsor Renggut 21 Nyawa di Malaysia Fenomena Earthflow

17 Des 2022 : 14.37 Views 2

Solopos.com Solopos.com Jenis Media: News

Bencana Longsor Renggut 21 Nyawa di Malaysia Fenomena Earthflow

SOLOPOS.COM - Pemerintah Malaysia mengerahkan tim penyelamat untuk mencari korban tanah longsor di Dataran Tinggi Genting pada Jumat (16/12/2022). (Twitter @kpkt_gov)

Solopos.com, JAKARTA – Pakar geologi Nor Shahidah Moh. Nazer menilai bencana tanah longsor yang terjadi di sekitar Dataran Tinggi Genting, Malaysia merupakan efek yang disebabkan oleh hujan lebat yang terjadi terus menerus atau earthflow.

Shahidah mengatakan, hujan lebat yang mengguyur Malaysia terjadi karena negara tersebut tengah mengalami musim monsun.

PromosiTokopedia Card Jadi Kartu Kredit Terbaik Versi The Asian Banker Awards 2022

“Longsor seperti itu disebut aliran bumi. Earthflow adalah jenis longsoran yang datang dengan banyak air dan komposisi longsoran atau lereng itu sendiri,” ujar Shahidah dikutip dari CNA, Jumat (16/12/2022).

Dikatakan dia, jenis longsoran ini terdiri dari material berbutir halus yang memiliki fungsi penyerapan yang tinggi.

Baca Juga: Longsor di Malaysia Renggut 21 Nyawa, Ibu dan Anak Meninggal Berpelukan

Sifat tersebut yang kemudian membuat lereng menjadi jenuh dan akan menginduksi pembentukan permukaan gelincir di dalam tanah.

Shahidah menyarankan agar Pemerintah Malaysia dapat berinvestasi lebih banyak dalam pembangunan berbagai bangunan yang berada di daerah tersebut.

Pemerintah diharapkan dapat membangun bangunan yang memiliki struktur yang kuat serta cukup kaku untuk menopang pergerakan lereng yang masif.

Baca Juga: Waspada! Ini Lokasi Rawan Macet dan Kecelakaan saat Nataru di Boyolali

Di sisi lain, diketahui bahwa titik longsor yang berada di lokasi perkemahan ternyata merupakan tempat perkemahan ilegal.

Untuk itu, Shahidah mengatakan bahwa pemerintah Malaysia perlu meningkatkan penegakan hukum terhadap pembangunan tempat perkemahan ilegal.

“Kita perlu memiliki aturan ketat untuk mengekang tren oportunis mencoba menghasilkan uang dari alam. Kita juga perlu memiliki sistem pemantauan yang mampu memberikan kita peringatan akan bahaya,” ujar Shahidah.

Baca Juga: Longsor di Purworejo, Lelaki Paruh Baya Meninggal Tertimpa Reruntuhan

Dia juga mengimbau masyarakat Malaysia untuk terus waspada atas potensi tanah longsor yang dapat terjadi selama musim hujan masih berlangsung di negara tersebut.

21 Orang Tewas

Selain meningkatkan kewaspadaan, sambungnya, masyarakat juga disarankan untuk mencari tahu terlebih dahulu sejarah suatu daerah sebelum memutuskan untuk pergi ke daerah tersebut.

Tanah longsor yang terjadi di sekitar Dataran Tinggi Genting tersebut setidaknya telah menewaskan 21 orang.

Kementerian Pembangunan Pemerintah Daerah Malaysia menuturkan, 61 orang telah ditemukan sedangkan 94 orang lainnya hingga saat ini masih terjebak di dalam tanah longsor yang terjadi di Perkemahan Pertanian Organik Ayah itu.

Baca Juga: Longsor di Purworejo, Lelaki Paruh Baya Meninggal Tertimpa Reruntuhan

Sekretaris Jenderal Masyarakat Bulan Sabit Merah Hakim Hamzah menerangkan, proses pencarian yang tengah dilakukan saat ini harus mengalami beberapa tantangan, salah satunya adalah waktu kejadian yang terjadi pada dini hari.

Hal ini menyebabkan tim pencarian kesulitan untuk menemukan area mana yang harus terlebih dahulu mereka geledah.

Baca Juga: Banjir Bandang Terjang Trenggalek, Rumah Warga hingga Kantor Polisi Terendam 

“Kami sekarang secara aktif mencari di area pencarian dan mengidentifikasi siapa di antara mereka yang selamat dari tanah longsor dan memberikan bantuan yang diperlukan,” ujar Hakim.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Pakar Geologi Ungkap Penyebab Longsor di Malaysia yang Tewaskan 21 Orang”

Sentimen: negatif (99.8%)