Sentimen
Negatif (87%)
16 Des 2022 : 13.32
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Institusi: UIN

Kab/Kota: Yogyakarta

Partai Terkait

Hasto: Api Islam Bung Karno Bangunkan Pancasila dan Memperjuangkan Bangsa-bangsa Asia Afrika

16 Des 2022 : 20.32 Views 3

JPNN.com JPNN.com Jenis Media: Nasional

Hasto: Api Islam Bung Karno Bangunkan Pancasila dan Memperjuangkan Bangsa-bangsa Asia Afrika

Kamis, 15 Desember 2022 – 21:38 WIB

Doktor Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto mengisi acara seminar di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (15/12). Foto: Dokumentasi Hasto Kristiyanto

jpnn.com, JAKARTA - Doktor Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto menilai api perjuangan Islam menggerakkan Proklamator RI Soekarno dalam membangun ideologi Pancasila hingga menggerakkan perjuangan pembebasan bangsa-bangsa Islam di Asia-Afrika agar merdeka dari penjajahan.

Hal itu diungkap oleh Hasto Kristiyanto saat menjadi pembicara dalam Seminar di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (15/12).

Hasto menganggap UIN Sunan Kalijaga memiliki tradisi keislaman yang kuat, khususnya dalam membangun persatuan bangsa dan Indonesia. UIN memiliki jejak sejarah yang mendalam dengan Bung Karno maupun Megawati Soekarnoputri, ketika menjabat presiden.

Karena itu, Hasto mengatakan dirinya hadir di seminar UIN tersebut untuk menggelorakan pemikiran geopolitik Bung Karno.

“Dan secara khusus juga bagaimana api Islam Bung Karno betul-betul menggerakkan Proklamator Bangsa tersebut, baik dalam membangun sintesis ideologi hingga lahir Pancasila, maupun dalam perjuangan Bung Karno dalam meggalang bangsa bangsa Asia-Afrika,” kata Hasto.

Sekjen PDI Perjuangan itu menilai pemikiran geopolitik Soekarno masih relevan dengan kondisi saat ini.

Hasto menemukan salah satu tesis utama dari pemikiran Bung Karno ialah dunia akan damai apabila dunia bebas dari imperialisme dan kolonialisme.

Karena itulah menghadapi sistem internasional yang anarkis, Bung Karno mengusulkan bagaimana PBB harus direformasi. Sebab terbukti PBB yang merupakan konstruksi pascaperang dunia II, kerap dianggap tak relevan lagi saat ini.

Hasto Kristiyanto menilai pemikiran geopolitik Soekarno masih relevan dengan kondisi saat ini.

-

Sentimen: negatif (87.7%)