POJOKSATU.id – Kisruh atau isu-isu adat di wilayah Wawa Inia Rahampu yang menjadi bola liar di luar, sekarang ini menarik perhatian banyak pihak, salah satunya H. Abutar Ranggo Boleta Pola Makandiu, SE.

Ia mengungkapkan bahwa kemokolean Wawa Inia Rahampu, U Matano tetap solid dalam menjaga pelestarian adat, serta pengembangan budayanya, di mana Matano merupakan sebuah peradaban, serta kerajaan kuno dan besar dimasa lampau.

“Sampai saat ini kami Lembaga Adat Wawa Inia Rahampu, U Matano tidak mengenal istilah PLT atau Mokole selain YM H. Umar Ranggo, SE., MM. Sebab pengangkatan H. Umar Ranggo sebagai Mokole Wawa Inia Rahampu, U Matano murni atas kehendak masyarakat adat Wawa Inia Rahampu, U Watano,” ungkap dia.

Untuk itu, pihaknya ingin menegaskan bahwa hal internal Kerajaan Rahampu, U Matano tidak bisa diintervensi dan dicampuri oleh pihak-pihak luar, baik pihak adat luar maupun budaya lain selain adat Matano itu sendiri.

Baca juga : Bupati Luwu Timur Serahkan SK Penetapan Cagar Budaya Rahampuu Matano

Selain itu, Abutar menegaskan, di Rahampu U Matano tidak ada krisis kepemimpinan ataupun dualisme. Karena, Mokole Wawa Inia Rahampuu Matano, H. Umar Ranggo masih memimpin secara sah masyarakat adat Rahampuu Matano sampai saat ini.

Dan sesuai dengan silsilah serta garis keturunan patrilineal (laki-laki), H. Umar Ranggo sah dan asli keturunan dari Mokole Matano sebelumnya.

“Kami hanya berpesan bahwa kami tidak akan tinggal diam apabila internal adat Rahampu kami ada yang ingin mengacak-acak ataupun ingin mencampuri. Kami pasti akan mengambil langkah-langkah hukum yang tegas,” tegas dia.

Dia menambahkan, sejatinya, seorang pemangku adat, tentu mempunyai refrensi, seperti situs makam leluhur yang dapat dijadikan rujukan cagar budaya untuk membuktikan peradaban dan juga keberadaannya sejak masa lampau. (*/adv/pojoksatu)