Sentimen
Negatif (96%)
15 Des 2022 : 03.10
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Cianjur

Tokoh Terkait
Agus Fatoni

Agus Fatoni

Suhajar Diantoro

Suhajar Diantoro

Ucapan ke Pemerintah Pusat Dianggap Tak Pantas, Bupati Meranti Dipanggil Kemendagri

15 Des 2022 : 10.10 Views 2

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Ucapan ke Pemerintah Pusat Dianggap Tak Pantas, Bupati Meranti Dipanggil Kemendagri

PIKIRAN RAKYAT - Bupati Kepulauan Meranti, Muhammad Adil dipanggil Kemendagri (Kementerian Dalam Negeri) atas ucapannya yang dianggap tak pantas dan menimbulkan kontroversi.

Pada beberapa waktu yang lalu, Muhammad Adil berujar jika akan pindah ke Malaysia.

Ucapan tersebut dilontarkan Muhammad Adil berkaitan dengan keuntungan yang harus diterima Kepulauan Meranti mengenai penjualan minyak.

Tak cukup sampai di situ, Muhammad Adil juga melontarkan kata-kata uang dianggap tidak pantas terhadap jajaran Kementerian Keuangan.

Baca Juga: Diralat, Korban Meninggal Gempa Cianjur Jadi 600 Orang, Bupati Herman Beberkan Alasan

"Menyayangkan sikap dan pernyataan yang tidak elok dilakukan oleh seorang pejabat publik. Sebagai pejabat publik, seharusnya memberikan teladan baagi masyarakat," kata Sekjen Kemendagri, Suhajar Diantoro.

Muhammad Adil dipanggil untuk datang ke Kemendagri pada Senin, 12 Desember 2022. Ia tiba pada pukul 10.30 WIB.

Kedatangan Muhammad Adil di Kemendagri diterima langsung oleh Suhajar Diantoro yang didampingi Dirjen Bina Keuangan Daerah (Keuda), Agus Fatoni.

Dalam pertemuan tersebut, Suhajar menegur dan memberikan nasihat kepada Muhammad Adil supaya menjagat etika saat berkomunikasi.

Baca Juga: Menhub Ungkap Aturan Mobilitas Saat Natal dan Tahun Baru

Dinilai Suhajar, pendapat Muhammad Adil bisa disampaikan denga bahasa yang lebih layak.

"Apa yang menjadi kegelisahan dan harapan Bupati Kepulauan Meranti sebenarnya bisa dikomunikasikan dan diselesaikan secara baik-baik, sehingga tidak menimbulkan kegaduhan ditengah masyarakat," ujar Suhajar.

Dari peristiwa tersebut, Suhajar berharap para kepala daerah untuk bisa menjaga etikanya.

"Semoga semuanya, khususnya kepala daerah dapat mebgambil hikmah dan pelajaran dari peristiwa ini. Menjadikan semua lebih berbenah dan menghasilkan kinerja yang lebih baik," ucap Suhjar dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.***

Sentimen: negatif (96.9%)