Sentimen
Negatif (97%)
14 Des 2022 : 06.11
Partai Terkait

Narasi Politik Identitas Sudah Tak Relevan, Pilpres 2024 Harus Kedepankan Isu Ini

14 Des 2022 : 06.11 Views 3

Indozone.id Indozone.id Jenis Media: News

Narasi Politik Identitas Sudah Tak Relevan, Pilpres 2024 Harus Kedepankan Isu Ini

INDOZONE.ID - Sejumlah pihak mengingatkan agar Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 tak lagi mengeluarkan narasi politik identitas. Hal tersebut dikarenakan isu politik identitas tersebut tak relevan dengan Pilpres, dan dikhawatirkan malah memecah belah masyarakat.

Menurut Pakar komunikasi politik Emrus Sihombing alangkah baiknya  persoalan ekonomi menjadi isu penting dalam Pilpres 2024. Padahal sejatinya pemilih rasional patut menjadikan isu ekonomi sebagai dasar pertimbangan utama dalam memilih sosok pemimpin.

"Secara substansial, memang isu yang paling penting itu isu ekonomi, karena itu menyangkut kesejahteraan. Tetapi acap kali di ruang publik dieksploitasi oleh orang-orang tertentu bukan di isu ekonomi, tapi dibawa ke isu-isu yang sifatnya politik identitas yang sempit dan emosional," ujar Emrus kepada wartawan, Selasa (13/12/2022).

Baca Juga: Sudah Keliling Daerah, NasDem Bantah Anies Curi Start Kampanye

Dia pun sedikit mencontohkan beberapa tokoh yang dianggap sudah memainkan isu ekonomi untuk di Pilpres 2024 mendatang. Semisalnya, Ketua Umum Partai Golkar yang juga Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjadikan isu tersebut untuk meraih simpatik dari masyarakat.

"Terus terang saya mengatakan semua kandidat yang ada di Indonesia kecuali Airlangga Hartarto belum ada yang mengedepankan isu ekonomi," ucapnya.

Baca Juga: Survei Indikator: Erick Thohir Pasangan Tepat untuk Ganjar Pranowo di Pilpres 2024

Isu ekonomi juga harus dibuat sedemikian rupa dan digelorakan ke ruang publik agar menjadi kebutuhan masyarakat.  Emrus juga mencatat kelemahan Airlangga Hartarto. Menurutnya, Airlangga terlalu sibuk bekerja sehingga cenderung lupa dengan komunikasi dengan publik. Ia menyarankan Airlangga membentuk tim komunikasi politik dan tim komunikasi pemasaran politik. 

"Ada kelemahan beliau ini yaitu selalu bekerja, padahal sekarang seharusnya bekerja dan berkomunikasi. Agar diketahui publik," beber dia.

Sementara itu, Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli mengatakan, masyarakat perlu mendapatkan pendidikan politik menjelang Pemilu 2024, bahwa popularitas dan elektabilitas bukan yang utama, namun visi misi serta pemikiran dari para Calon yang akan berkontestasi. 

“Saya harap lembaga survei dan media di dalam merilis memberitakan mengutamakan selain populer, dan elektabilitas, tetapi juga mengungkapkan sisi terkait dengan pendidikan politik sehingga memberikan pembelajaran bagi masyarakat,” kata  Lili.

Selama ini lembaga survei sibuk mengumumkan tingkat elektabilitas dan popularitas, sampai hampir lupa dengan visi misi tokoh tersebut.  Terlebih pada pemilu mendatang, mayoritas pemilihnya adalah kaum muda. 

Kata Lili, mereka mandiri, berpengetahuan luas, memiliki keinginan dan kebutuhan, sehingga jika calon hanya mengandalkan popularitas saja, tidak begitu diminati. 

“Harus dibarengi dengan sikap visioner dan integritas,“ tegas  Lili. 

Artikel Menarik Lainnya:

Sentimen: negatif (97%)