Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Pasar Baru
Program Urban Farming Cegah Inflasi Cabai di Sibolga
Sumutpos.co Jenis Media: News
SIBOLGA, SUMUTPOS.CO – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sibolga memberikan apresiasi kepada kelompok ibu-ibu anggota Tim Penggerak PKK di lima kelurahan di Kota Sibolga karena dinilai sukses mengaplikasikan program urban farming.
Kelima kelurahan itu, Sibolga Ilir sebagai terbaik satu, Pasar Baru sebagai terbaik kedua dan Pancuran Gerobak terbaik ketiga. Sementara, Kelurahan Hutabarangan diganjar penghargaan sebagai kelurahan inspiratif dan Simaremare sebagai kelurahan inovatif.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sibolga, Yuliansah Andrias menjelaskan, penghargaan dan apresiasi diberikan atas konsistensi dan komitmen seluruh peserta Tim Penggerak PKK menjalankan program urban farming.
“Tentunya melalui proses oleh tim penilai yang capable atau profesional pada bidang urban farming komoditas cabai merah,” kata Yuliansah Andrias di acara pemberian apresiasi program urban farming di Graha Aulia Kantor Perwakilan BI Sibolga, Senin (12/12).
Dia menjelaskan, pelaksanaan program urban farming dilakukan sejak 16 Agustus 2022, sebagai respon atas melonjaknya harga komoditas aneka cabai pada pertengahan tahun 2022.
Melalui program ini, kebutuhan cabai merah pada level rumah tangga dapat terpenuhi sebagian, sehingga mengurangi kebutuhan untuk berbelanja cabai ke pasar (sisi demand).
“Akhirnya, program ini dinilai mampu menjaga tekanan inflasi cabai merah Kota Sibolga baik dari sisi suplai maupun demand,” katanya.
Lewat program urban farming, BI Sibolga membagikan 3.500 bibit cabai merah kepada masyarakat Kota Sibolga melalui beberapa kelompok masyarakat sasaran, salah satunya kelompok PKK, persatuan istri lembaga dan lainnya.
Tidak sampai di situ, BI juga memberikan bantuan teknis pelatihan budidaya cabai merah, monitoring berkelanjutan, dan komunikasi yang dilakukan hingga saat ini membuahkan hasil terhadap upaya penanaman bibit dalam program urban farming.
“Hasil nyata dari program ini dapat dilihat pada realisasi inflasi terkini, khususnya inflasi komoditas cabai merah di Kota Sibolga yang berhasil mengalami penurunan. Pada Bulan Juli 2022, inflasi bulanan cabai merah sebesar 10,77% (mtm) dengan andil inflasi sebesar 0,33%,” katanya.
Pada November 2022, pohon cabai yang dibagikan kepada masyarakat telah berbuah, dan komoditas cabai merah Kota Sibolga menjadi penyumbang deflasi. Hal ini membuktikan program urban farming di Kota Sibolga sukses.
Harga komoditas cabai merah di Kota Sibolga pun mengalami penurunan dari Rp81.150/kg, pada Juli 2022 menjadi sebesar Rp25.500/kg di November 2022.
“Inflasi pun menjadi terkendali. Secara bulanan, Sibolga mengalami deflasi sebesar 0,05% (mtm), dan komoditas pemicunya, cabai merah 0,31%, bawang merah 0,07% dan kelapa 0,05%,” kata Yuliansah.
Dia menjelaskan, KPw Bank Indonesia Sibolga senantiasa mendukung upaya proses hilirisasi produk, terutama komoditas cabai merah di wilayah kerja KPwBI Sibolga.
“Pada 12-13 September 2022, kita memberikan bimbingan teknis (Bimtek) pengolahan cabai dan pengemasan/packaging,” katanya.
Pihaknya berharap, lewat program hilirisasi tersebut harga komoditas cabai merah terkendali melalui opsi pilihan masyarakat terhadap produk olahan cabai.
Program ini juga diharapkan menjadi pelopor hilirisasi kelompok hortikultura lainnya. Sehingga, akan mewujudkan stabilitas harga kelompok pangan hortikultura di Kota Sibolga.
Program ini akan terus berlanjut dengan dukungan antar instansi terkait, TP PKK Kota Sibolga, dan stakeholder dalam berkolaborasi menyukseskan program pengendalian inflasi untuk kepentingan bersama. (mag-5/han)
Sentimen: positif (99.9%)