Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: Garuda Indonesia
Institusi: MUI
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Wacana Jokowi Tiga Periode Balik Lagi, Elite Demokrat Ingatkan Gimana Jatuhnya Soeharto: Semoga... Selasa, 13/12/2022, 07:30 WIB
Wartaekonomi.co.id Jenis Media: News
Deputi Analisa Data dan Informasi Balitbang DPP Demokrat Syahrial Nasution geram dengan kembali bergulirnya isu penundaan Pemilu 2024.
Dirinya tak habis pikir dengan wacana yang dihidupkan kembali oleh Bambang Soesatyo atau Bamsoet ini.
Baca Juga: Bupati Meranti Ancam Angkat Senjata dan Pisah dari Indonesia karena Kecewa dengan Pemerintahan Jokowi, Rocky Gerung: Masuk Akal!
Menurutnya hal ini jelas merupakan wacana yang berasal dari pihak yang menunggangi semangat reformasi demi kekuasaan.
"Penumpang gelap reformasi. Tidak taat konstitusi dan haus kekuasaan," kata dia melalui keterangan persnya, Minggu (11/12).
Syahrial mengatakan wacana penundaan Pemilu 2024 dengan memakai narasi mirip dengan peristiwa 1998.
Dia menyebutkan bahwa Harmoko yang saat itu menjabat sebagai Ketua MPR menjadi pihak yang getol mengompori Soeharto kembali menjabat sebagai kepala negara.
Baca Juga: Habis Kesal Sama Kemenkeu Terus Mau Gugat Langsung Jokowi, Bupati Meranti Buka Suara: Dengarkan...
Syahrial menyebut Harmoko memakai tingkat kepuasan rakyat kepada pemerintah sehingga Harmoko mendorong Soeharto kembali menjadi presiden.
"Agak mirip dengan yang terjadi pada 1997-1998 menjelang kejatuhan Soeharto," ungkapnya.
Baca Juga: Tikung Prabowo, Anies Baswedan Dinilai Sudah Bisa Dicap Sebagai Pengkhianat: Sama Macam Jokowi...
Karena itu, Syahrial berharap Presiden Jokowi tidak tertarik terhadap isu penundaan Pemilu 2024.
Baca Juga: Perebutan Kursi Jokowi, Elite MUI Jadi Relawan Anies Baswedan: Ini Bisa Ganggu Keharmonisan Umat!
"Semoga Presiden Jokowi tidak terlena dan lebih mengutamakan kepentingan persatuan bangsa," katanya.
Baca Juga: Pendukungnya Sebut Anies Kerap Diserang Isu Hoaks, Waketum Partai Garuda Sentil: Jika Tidak Mampu Menari, Jangan Salahkan Lantainya
Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama Warta Ekonomi dengan JPNN.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab JPNN.com.
Sentimen: negatif (97%)