Ferdy Sambo mengaku tidak memerintahkan Bharada E untuk menembak Brigadir J.

JAKARTA, JITUNEWS.COM – Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo bersikeras tidak memerintahkan Bharada Richard Eliezer atau Bharada E untuk menembak korban.

Di rumah dinas Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7) itu, Ferdy Sambo mengaku hanya memberi perintah Bharada E untuk menghajar Brigadir J.

"Hajar, Chad! Kamu hajar, Chad! Kemudian ditembaklah Yosua (Brigadir J) sambil maju sampai roboh, Yang Mulia," kata Ferdy Sambo kepada hakim dalam persidangan di PN Jakarta Selatan, Rabu (7/12).

Update Ledakan Diduga Bom Bunuh Diri di Polsek Antana Anyar, Pelaku Meninggal Dunia dan Beberapa Polisi Terluka

"Itu kejadiannya cepat sekali, tidak sampai sekian detik. Saya kaget kemudian saya sampaikan 'stop! berhenti!'," lanjut mantan Kadiv Propam Polri itu.

Pasca peristiwa itu, Ferdy Sambo mengaku langsung meminta ajudannya, Prayogi Iktara Wikaton untuk memanggil ambulans. Ia berpikir nyawa Brigadir J masih bisa diselamatkan.

“Saya keluar (rumah) ketemu Prayogi, saya sampaikan ‘kamu panggil ambulans’ karena saya berpikir mungkin masih bisa dibawa ke RS, Yang Mulia," ujar mantan jenderal polisi bintang dua itu.

Namun, keterangan Ferdy Sambo soal perintah ‘hajar’ itu dibantah oleh Bharada E. Ia mengingat betul mantan atasannya itu memberi perintah tembak. Setelah itu, ia diterangkan mengenai skenario terbunuhnya Brigadir J.

“Sebenarnya kan beliau mengatakan kepada saya dengan keras, teriak juga, dia mengatakan kepada saya untuk 'woy kau tembak, kau tembak cepat. Cepat kau tembak," terang Bharada E sembari menirukan ucapan Ferdy Sambo.

"Yang benar adalah pada saat itu beliau memerintahkan saya untuk menembak Yosua dan setelah itu dia juga menceritakan kepada saya tentang skenario yang nanti akan dijelaskan dan dijalankan di Duren tiga," ujar Bharada E.