Ferdy Sambo mengaku panik saat melihat Yosua jatuh dan berlumuran darah.

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Ferdy Sambo mengatakan bahwa dirinya menanyakan kepada Brigadir Yosua terkait peristiwa di rumah Magelang saat di rumah Duren Tiga. Ferdy Sambo kemudian perintahkan Richard Eliezer karena tidak mendapat jawaban yang enak dari Yosua.

"'Hajar Chad, kamu hajar Chad', kemudian ditembaklah Yosua, semakin maju, kejadian cepat sekali, sampai sekian detik, saya bilang setop, berhenti," kata Ferdy Sambo di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (7/12).

Ferdy Sambo mengaku panik saat melihat Yosua jatuh dan berlumuran darah.

Bertemu Sebelum Pembunuhan, Hendra Kurniawan Sebut Ferdy Sambo Tak Fokus dan Tak Nyambung

"Begitu lihat Yosua jatuh dan berlumuran darah, saya jadi panik. Saya nggak tahu gimana harus menyelesaikan penembakan ini," lanjutnya.

Ferdy Sambo lalu berpikir untuk membuat skenario tembak menembak. Ferdy Sambo kemudian menembak dinding.

"Saya berpikiran, pengalaman saya, bahwa peristiwa ini tembak menembak, kemudian saya lihat senjata Yosua di pinggang (Yosua), dan mengarahkan tembakan ke dinding," ucap Sambo.

Ferdy Sambo lalu mengambil tangan Yosua dan menggenggamnya. Kemudian Sambo mengelap senjata Yosua dengan masker.

"Saya lihat ini harus ada bekas tembakan, kemudian saya ambil tangan Yosua, dan menggenggam tangan Yosua kemudian menggenggam senjata Yosua tembak ke atas, dan setelah itu saya lap senjata Yosua dengan masker, kemudian saya letakkan di dekat Yosua," kata Sambo.

Ferdy Sambo mengatakan bahwa berdasarkan pengalamnnya, anggota bisa selamat jika melindungi diri sendiri dari orang lain.

"Karena di pengalaman dinas saya di Perkap 1/2009 tentang penggunaan senjata api itu, Yang Mulia, yang bisa menyelamatkan anggota dalam kontak tembak itu adalah dalam rangka melindungi diri sendiri dan orang lain," imbuhnya.