Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Kab/Kota: Surabaya, Jati, Gresik, Ponorogo
Tokoh Terkait
Eksponen AMM Jatim gelar Rembuk Kader Sang Surya jelang Musywil
Antaranews.com Jenis Media: Politik
"Karena AMM adalah wujud dari penerus, pelangsung, dan penyempurna Muhammadiyah," kata mantan ketua PW Pemuda Muhammadiyah Jatim ini.
Surabaya (ANTARA) - Eksponen Angkatan Muhammadiyah (AMM) Jatim menggelar Rembuk Kader Sang Surya di Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) pada Sabtu (10/12), guna menemukan format ideal bagi proses regenerasi menjelang Musyawarah Wilayah ke-16 Muhammadiyah Jatim."Kami juga ingin menemukan format ideal bagi proses regenerasi dan alih transformasi pemikiran kader agar terus berkesinambungan dari masa ke masa," kata salah satu eksponen AMM sekaligus Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Suli Da'im dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Rabu.
Rembuk Sang Surya diinisiasi oleh empat eksponan AMM yakni Suli Da'im (Ketua Fokal Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah/IMM Jatim), Ali Mu'thi (Korwil Alumni Ikatan Pelajar Muhammadiyah/IPM Jatim), Muh Mirdasy (Alumni Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah/PWPM Jatim), dan Dwi Endah Purwanti (Alumni Nasyiyatul Aisyiyah).
Dalam acara itu, eksponen AMM mengundang tujuh pimpinan wilayah yang sudah menyatakan bersedia dicalonkan lagi. Mereka adalah Dr. dr Sukadiono, Prof. Dr. Biyanto, Dr. Sulthon Amien MM, Dr. Syamsuddin, Prof. Dr. Thohir Luth, Dr. Hidayatullah, dan Ir. Tamhid Mashudi.
Juga nama-nama lain yang disebut-sebut berpeluang mengisi kursi PWM Jatim, di antaranya Dr Sholihin Fanani, dr. Sholihul Absor M.Kes, Prof. Sasmito Jati, Kiai Nurbani Yusuf, dan dr. Zainul Muslimin.
Suli menegaskan, Rembuk Kader Sang Surya adalah forum dialogis antara para pemegang kebijakan di PWM Jatim dengan komponen-komponen AMM yang berserak di arena kebangsaan maupun masyarakat.
Menurut dia, AMM berkewajiban memberikan usulan, gagasan, dan pemikiran yang konstruktif bagi upaya pelibatan kader Muhammadiyah dalam agenda Musywil ke-16 Muhammadiyah Jatim di Ponorogo mendatang.
"Karena AMM adalah wujud dari penerus, pelangsung, dan penyempurna Muhammadiyah," kata mantan ketua PW Pemuda Muhammadiyah Jatim ini.
Menurut Suli, Musywil PWM Jatim sepatutnya tidak hanya sekadar sebagai ritual lima tahunan yang menghasilkan pimpinan dan program yang bersifat rutinitas dan formalitas.
"Forum tertinggi tingkat provinsi ini harus mampu menghasilkan keputusan-keputusan organisasi yang strategis dan mampu menjawab tantangan persyarikatan mendatang," kata mantan anggota DPRD Jatim tiga periode ini.
Suli melanjutkan, AMM merupakan saah satu kekuatan masa kini dan masa depan Muhammadiyah, dimana AMM harus berperan serta dalam memberikan kontribusi positif dan memberi spirit kemajuan bagi gagasan dan ide pembaharuan dalam forum Musywil tersebut.
Menurut Suli, keinginan besar AMM dalam keterlibatan dan keikutsertaan dari sisi kegiatan, kehadiran fisik, dan pikiran harus ditangkap sebagai wujud komitmen terhadap hadirnya organisasi otonom.
"Ini tidak mungkin diabaikan dalam mengemban amanah untuk membesarkan persyarikatan. Kehadiran AMM adalah keniscayaan. Karena AMM adalah hasil perkaderan yang telah berjalan," kata Suli.
Hal senada disampaikan Muh. Mirdasy, eksponen AMM lainnya. Menurut dia, keterlibatan AMM dalam Musywil sangat dibutuhkan, baik oleh Muhammadiyah maupun angkatan muda sendiri.
Spiritnya, terang dia, adalah fastabiqul khoirot (berlomba dalam kebaikan), nun walqolami wamayasthurun (nun, demi pena dan apa yang telah dituliskan), dan al birru manittaqa (kebaikan datang kepada orang-orang yang bertakwa).
Mirdasy menegaskan, saat ini masih terjadi kesenjangan dan tidak mudahnya komunikasi antara elit Muhammadiyah dengan AMM. Namun sayangnya hal itu tidak dirasakan oleh para elitnya.
"Yang merasakan anak-anak mudanya, sementara para elit merasa sudah banyak yang dilakukan dan membawa kemajuan bagi organisasi," kata Mirdasy.
Adanya kesenjangan ini, kata dia, tidak boleh dibiarkan. Makanya, lanjut dia, melibatkan AMM dalam arena Musywil ke-16 Muhammadiyah Jatim di Ponorogo sangat diperlukan.
Kegiatan eksponen AMM ini, kata Mirdasy, harus dilihat sebagai upaya mencari gagasan bersama, bukan sebagai ancaman. Rembuk ini adalah upaya membangun eksponen AMM sinergi membangun sinergi dengan induknya, yaitu Persyarikatan Muhammadiyah.
"Untuk itu, kami berharap para tokoh yang diundang bisa hadir. Ini bukan pemberontakan, tapi jalur menumpahkan uneg-uneg," kata Mirdasy.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Agus Setiawan
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Sentimen: positif (100%)