Jember (beritajatim.com) – Bupati Hendy Siswanto dan Wakil Bupati Muhammad Balya Firjaun Barlaman sudah setahun memimpin Kabupaten Jember, Jawa Timur. Ada sejumlah capaian di mata parlemen dan partai politik.

“Capaiannya sudah bagus, terutama dalam hal memperbaiki birokrasi, beberapa janji kampanye juga sudah dijalankan. Bupati sudah menata birokrasi sedemikian rupa. Birokrasi juga alhamdulillah bisa berakselerasi sesuai keinginan bupati. Sudah bagus,” kata Ketua DPRD Jember Itqon Syauqi, Senin (28/2/2022).

Itqon menilai Hendy-Firjaun punya semangat memperbaiki Jember. “Contoh kecil saja soal pendapatan asli daerah (PAD). Dalam kondisi pandemi, PAD Jember naik hampir Rp 200 miliar. Itu hasil kerja keras yang luar biasa bupati dan wakil bupati. Ini harus diapresiasi,” kata Itqon.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerindra Jember Ahmad Halim menambahkan beberapa capaian yang patut diapresiasi. “Pertama, dalam waktu cepat bisa membuat Peraturan Daerah Anggaran Pendapatan Belanja Daerah 2021. Teman-teman DPRD mem-back up karena butuh percepatan,” katanya, mengingatkan bahwa saat Hendy-Firjaun dilantik, Jember belum memiliki APBD.

Capaian bagus berikutnya pada tahun pertama adalah memberikan surat keputusan untuk status guru tidak tetap dan pegawai tidak tetap di sektor pendidikan. Pada masa pemerintahan Bupati Faida, para GTT dan PTT hanya memperoleh surat penugasan, bukan surat keputusan yang mengakui keberadaan mereka.

“Gayung bersambut, kita mendapatkan kuota perekrutan aparatur sipil negara, termasuk pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) yang mencapai sekitar empat ribu posisi. Ini salah satu bentuk apresiasi, walaupun itu akumulasi karena selama pemerintahan Bupati Faida tidak pernah ada rekrutmen ASN baru. Bahkan saya merasa sampai saat ini tidak ada kaderisasi di internal birokrasi, hampir mandeg selama empat tahun dan membuat rantai estafet berhenti,” kata Halim.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan Jember Madini Farouq menilai capaian Hendy-Firjaun lebih bagus dibandingkan kepemimpinan bupati dan wakil bupati periode sebelumnya. “Seperti pembahasan APBD yang tepat waktu walaupun perubahan APBD masih mengalami keterlambatan. Juga terkait dengan komunikasi eksekutif dengan legislatif juga lumayan bagus,” katanya.

Namun, Madini menganggap tahun pertama pemerintahan Hendy-Firjaun terkesan biasa saja. “Tidak ada prestasi yang luar biasa karena memang masih fokus menyelesaikan persoalan masa lalu,” katanya. Salah satu persoalan masa lalu itu adalah belum adanya APBD 2021 yang seharusnya disahkan pada masa pemerintahan Bupati Faida.

Hendy-Firjaun dilantik menjadi bupati dan wakil bupati pada 26 Februari 2021. Mereka terpilih menjadi bupati dan wakil bupati setelah memenangi pilkada dengan mendapat dukungan 489.794 suara (46,60 persen) dari masyarakat. [wir/ted]