Sentimen
Negatif (99%)
6 Des 2022 : 17.33
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Senayan

Kasus: Tipikor, korupsi

Partai Terkait

PDI-P Nilai Utut Tak Terlibat Gratifikasi, Justru Hendak Bantu Anak Staf Masuk Unila

7 Des 2022 : 00.33 Views 2

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

PDI-P Nilai Utut Tak Terlibat Gratifikasi, Justru Hendak Bantu Anak Staf Masuk Unila

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDI-P Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul menilai, tidak ada unsur suap atau gratifikasi yang dilakukan Ketua Fraksi PDI-P DPR Utut Adianto soal kasus rektor Universitas Lampung (Unila).

Menurut Pacul, Utut hanya berperan membantu anak stafnya yang kesulitan perekonomian untuk masuk Fakultas Kedokteran Unila.

"Menolong kayak begitu aja kemudian dipanggil, kan dikiranya terima duit. Di sana juga ditanya ada kah uangnya? Enggak," kata Pacul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (6/12/2022).

Baca juga: Anggota DPR Fraksi PDI P Utut Adianto Penuhi Panggilan Penyidik KPK

Kendati demikian, Pacul mengakui bahwa Utut memang berkirim surat dengan Rektor Unila.

Dalam surat itu, Utut disebut meminta atensi kepada Rektor soal penerimaan calon mahasiswa baru itu.

"Disuratkan karena kenal dan itu pun kalau masih dikasih catatan bersurat kepada Rektor Universitas Lampung, meminta atensi kepada anaknya dalam tes sesuai peraturan perundangan yang ada," jelas dia.

Berkaca hal ini, Pacul heran karena Utut diduga terlibat kasus gratifikasi yang menyangkut Rektor itu.

Baca juga: KPK Panggil Anggota DPR Utut Adianto dan Tamanuri Jadi Saksi Suap Rektor Unila Karomani

Sebab, ia berpikir bahwa Utut akan berbuat baik, tetapi malah dianggap melanggar. Padahal, dia menilai Utut hendak meringankan beban anak tersebut untuk melanjutkan pendidikan tinggi.

"Ada orang, namanya orang tak berpunya gimana sih. Hari kayak gini, orang menolong dikena soal. Diduga gratifikasi, gratifikasi dari orang miskin, masa kita enggak beradab mengambil uang dari bawah, yang bener sajalah," imbuh dia.

Ketua Komisi III DPR itu kemudian menilai pihak-pihak yang menganggap Utut bersalah justru tega membiarkan rakyat miskin.

KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDI-P Bambang Wuryanto di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (14/11/2022).

Ia pun mengutip ajaran Presiden pertama RI Soekarno untuk membantu kaum miskin.

Dia juga menegaskan, Utut tidak menerima gratifikasi dari pihak anak staf tersebut.

"Gimana sih, perasaan kita sebagai anak bangsa? Kalau saya sih, muridnya Bung Karno, jadi tahu banget lah. Enggak mungkin aku ambil uangmu, enggak mungkin," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Utut Adianto untuk diperiksa sebagai saksi kasus dugaan suap penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri yang menjerat Rektor non-aktif Unila Karomani. Selain Utut, KPK juga memanggil anggota DPR dari Fraksi Nasdem Tamanuri.

Baca juga: Zulkifli Hasan: Saya Enggak Punya Keponakan Daftar di Unila

Sementara itu, Karomani mengungkap nama-nama pejabat dan politikus yang menitip sanak saudaranya agar diterima di kampus itu.

Nama-nama itu dibongkarnya saat menjadi saksi kasus dugaan suap penerimaan mahasiswa Unila dengan terdakwa Andi Desfiandi.

Karomani kemudian menyebut nama Utut Adianto.

"Untuk Pak Utut (Adianto), yang bersangkutan langsung (kirim pesan) WhatsApp saya," sebut Karomani.

Untuk nama-nama yang dititipkan kepadanya, Karomani mengaku tidak mematok nominal tertentu.

ANTARA FOTO/Ardiansyah/YU Rektor nonaktif Universitas Negeri Lampung Karomani memberikan keterangan sebagai saksi di Pengadilan Tipikor Tanjungkarang, Bandarlampung, Lampung, Rabu (30/11/2022).

Dia mengaku hanya menyaran mereka untuk berinfak.

"Saya tidak pernah memaksakan untuk mereka berinfak. Kalau mereka mau berinfak, silakan, karena dari nama-nama tersebut juga ada yang masuk tapi tidak memberikan infak," ujar dia.

-. - "-", -. -

Sentimen: negatif (99.9%)