Parkir Liar di DKI Jadi Sorotan, Legislator PDIP Bandingkan Era Ahok-Anies
Detik.com Jenis Media: News
Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP Gilbert Simanjutak menilai parkir liar yang diduga menghasilkan miliar rupiah per tahun di Jakarta Pusat (Jakpus) sudah terjadi bertahun-tahun. Menurutnya, parkir liar tersebut juga membuat tata kota menjadi kumuh.
"Ini pembiaran bertahun-tahun. Ini wilayahnya wali kota pusat, mereka yang harusnya bertanggung. Itu juga pusat kota, jadi kumuh," kata Gilbert kepada wartawan, Selasa (6/12/2022).
Gilbert meminta Pemprov DKI Jakarta bertindak tegas soal parkir liar tersebut. Dia menduga ada oknum petugas yang terlibat di lapangan.
"Saya kurang jelas siapa yang bertanggungjawab. Tapi itu pembiaran bertahun-tahun. Karena itu menurut wilayah adalah wali kota pusat, lokasi di jalan apakah wewenang Dishub atau Satpol PP. Ya (tindak tegas), saya yakin oknum petugas juga terlibat di lapangan," katanya.
Gilbert menambahkan bahwa parkir di DKI kurang dikelola. Dia pun bingung kenapa parkiran itu tidak dikelola dengan baik.
"Sudah sejak dulu parkir itu kurang dikelola. Entah dengan tujuan apa," ujar Gilbert.
Lebih lanjut, Gilbert menyinggung mesin parkir elektronik yang dibuat oleh eks Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Menurutnya parkir dengan pembayaran uang elektronik itu tidak lagi dikelola pada era eks Gubernur Anies Baswedan.
"Semua parkir liar ditertibkan. Dulu ada parkir di jalan yang pake mesin di Jl Sabang dan Blok M era Ahok. Era Anies malah tidak diurus. Sebaiknya (diteruskan program parkir elektronik), untuk tambahan pendapatan asli daerah," katanya.
Ketua Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) Azas Tigor sebelumnya menyoroti praktik parkir liar di Jakarta. Dia memperkirakan parkir liar di Jakarta dapat meraup untung hingga ratusan miliar rupiah setiap tahunnya.
Tigor mencontohkan biaya parkir liar di sekitar Grand Indonesia, Jakarta Pusat, mencapai Rp 10 ribu per sepeda motor. Apabila setiap hari ada 5.000 sepeda motor, juru parkir (jukir) dapat meraup untung hingga Rp 50 juta per hari, Rp 1,5 miliar sebulan dan Rp 18 miliar dalam kurun waktu setahun.
"Kalau kita lihat semua kawasan parkir liar di sekitar Grand Indonesia itu banyak sekali dan diisi ribuan sepeda motor. Bisa dibayangkan betapa besarnya pendapatan parkir liar di kawasan sekitar Grand Indonesia. Misalnya saja ada sekitar 5.000 sepeda motor setiap hari yang parkir di sana, pendapatannya ada Rp 50 juta sehari, Rp 1,5 miliar sebulan, dan Rp 18 miliar dalam setahun," kata Azas dalam keterangan tertulis, Selasa (6/12).
(lir/knv)Sentimen: negatif (99.9%)