DPRD Sukoharjo Minta Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Cepat Tangani Abrasi
Krjogja.com Jenis Media: News
SUKOHARJO - DPRD Sukoharjo meminta kepada Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) bertindak cepat menangani abrasi Sungai Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Sukoharjo.
Beruntung dalam kejadian tersebut pemilik rumah bisa menyelamatkan diri dengan melakukan evakuasi mencari tempat aman. Warga tersebut sudah meninggalkan rumahnya dan pindah ke rumah anggota keluarganya.Penyelamatan juga dilakukan pemilik rumah bersama warga dengan pembongkaran rumah dan mengambil barang berharga untuk dipindahkan ketempat aman. Gerak cepat dilakukan sebagai antisipasi rumah hanyut ke Sungai Bengawan Solo karena kondisi abrasi sudah sangat parah.
"BBWSBS kami minta gerak cepat menangani abrasi Sungai Bengawan Solo. Bagaimana kalau abrasi terjadi tengah malam dan warga tersebut terlambat melakukan evakuasi dan penyelamatan. Maka bisa timbul korban tidak hanya materi saja, tapi juga korban jiwa. Abrasi ini sudah sangat membahayakan," ujarnya.
Desakan DPRD Sukoharjo dilakukan dengan meminta langsung BBWSBS menangani abrasi Sungai Bengawan Solo. Sebab diperkirakan titik longsoran tidak hanya terjadi di wilayah Desa Pojok Kecamatan Tawangsari saja, melainkan juga dibeberapa tempat.
"Aliran Sungai Bengawan Solo ini di wilayah Kabupaten Sukoharjo sangat panjang. Dipetakan dan didata dulu mana saja yang abrasi parah dan segera ditangani. Penyelamatan warga menjadi prioritas," lanjutnya.
DPRD Sukoharjo juga meminta kepada pemerintah desa dan kecamatan aktif memberikan informasi dan laporan terkait abrasi Sungai Bengawan Solo di wilayahnya masing-masing. Hal ini penting untuk mengetahui kondisi sebenarnya di lapangan.
"Informasi dari warga memang awalnya jarak rumah warga dengan Sungai Bengawan Solo jauh. Tapi karena terus tergerus dan abrasi dibiarkan maka semakin bertambah parah sampai ke rumah warga," lanjutnya.
DPRD Sukoharjo juga menyoroti terkait kondisi warga setelah kehilangan tanah dan rumah akibat abrasi Sungai Bengawan Solo. Sebab dampak kerugian yang harus ditanggung warga cukup besar.
"Kalau sudah kehilangan tanah dan rumah akibat abrasi Sungai Bengawan Solo maka jelas warga dirugikan besar. Bagaimana kalau warga tersebut tidak mampu membeli tanah dan rumah lagi untuk tempat tinggal. Tentu ini harus dipertimbangkan kedepan demi kepentingan masyarakat bersama," lanjutnya.
Kepala Desa Pojok Kecamatan Tawangsari Tukiman, mengatakan, ada sekitar empat rumah warga terancam abrasi Sungai Bengawan Solo. Kondisi terparah dialami satu rumah milik Sarjono.
Abrasi Sungai Bengawan Solo membuat tanah bagian bawah rumah tergerus. Bahkan salah satu pemilik rumah Sarjono sangat mengkhawatirkan karena membentuk seperti goa dan rawan hanyut.
Akibat kejadian tersebut pemilik rumah Sarjono memilih meninggalkan rumah sejak Sabtu lalu dan pindah ke rumah orangtuanya. Upaya penyelamatan rumah sudah dilakukan dengan pembongkaran bersama warga dan relawan.
"Kondisi abrasi semakin parah dan sudah kami laporkan ke BBWSBS selaku pemilik kewenangan Sungai Bengawan Solo," ujarnya.
Pemerintah Desa Pojok Kecamatan Tawangsari sampai sekarang masih menunggu tindaklanjut dari BBWSBS. Hal ini penting mengingat sejak laporan diajukan kondisi abrasi belum separah sekarang.
.
Upaya mengatasi abrasi Sungai Bengawan Solo sudah pernah dilakukan Pemerintah Desa Pojok Kecamatan Tawangsari berupa penanaman pohon dan menempatkan ribuan ban diisi pasir. Program tersebut dilakukan untuk memperkuat agar tanah tidak longsor.
Upaya penanganan secepatnya diminta Pemerintah Desa Pojok Kecamatan Tawangsari. Sebab saat hujan deras dan debit air tinggi serta arus Sungai Bengawan Solo deras maka akan semakin berdampak pada kerusakan parah. Arus air akan mengikis dan mempercepat abrasi tanah disekitarnya. (Mam)
Sentimen: negatif (96.2%)