Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Magelang
Kasus: pembunuhan
Tokoh Terkait
Arif Rachman Ungkap Momen Periksa Putri Candrawathi: Tahu-tahu Sudah Nangis
Indozone.id Jenis Media: News
INDOZONE.ID - Mantan Wakaden B Biro Paminal Propam Polri, Arif Rachman Arifin, dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU) sebagai saksi sidang kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Terdakwa dalam sidang ini adalah Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Dalam keterangannya, Arif mengungkapkan detik-detik pemeriksaan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi. Arif menyebut Putri Candrawathi banyak menangis dalam pemeriksaan saat itu.
Awalnya, Arif diminta Ferdy Sambo untuk mencarikan polisi wanita (polwan), untuk memeriksa Putri Candrawathi. Akan tetapi, rencana itu urung terwujud sehingga Ferdy Sambo meminta Arif memeriksa istrinya.
Arif Rachman Arifin dalam persidangan (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)Baa Juga: Tangis Arif Rachman Pecah: Saya Hanya Bekerja Yang Mulia
“Saya dipanggil sama FS (Ferdy Sambo), untuk diminta carikan polwan anggota saya, untuk periksa Ibu,” kata Arif di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Selasa (6/12/2022).
“Akhirnya, Pak Sambo perintahkan ‘Udah kamu saja di sini yang paling junior kamu’. Kemudian, Pak FS berangkat dengan mobilnya,” ucap Arif.
Kemudian, Arif mengatakan, dirinya bergegas menuju rumah Ferdy Sambo. Setelah tiba, ia sempat menunggu beberapa saat sebelum naik ke lantai dua.
“Saya berangkat ke rumah Ferdy Sambo. Sesampainya di sana, saya suruh tunggu sama stafnya. Nunggu berapa saa,t kemudian saya diantar naik ke lantai dua,” tutur Arif.
Di lantai dua, kata Arif, sudah ada Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi. Dia pun melihat Putri Candrawathi sedang menangis dan Ferdy Sambo juga demikian sambil memegang tisu.
“Di lantai dua, itu ada ruang makan seperti meja panjang dan Pak Ferdy sudah diri sebelah kiri dan ibu merapat di sebelah Pak Ferdy. Saya lihat ibu sudah nangis dan Pak Ferdy sudah keluar air mata sambil pegang tisu,” ungkap Arif.
“Saya disuruh duduk saya masih diam aja karena bingung ibu nangis, bapak nangis. Kemudian, Pak Ferdy sampaikan ‘Ini Ma, ini Arif, mau interogasi awal untuk kepentingan Paminal’,” tutur Arif.
Kemudian, diungkapkan Arif, ketika Putri Candrawathi mulai menjelaskan kronologi pelecehan yang menimpanya, tiba-tiba cerita itu terhenti. Arif melihat, Putri Candrawathi sedang menangis.
“Terus, kemudian ibu mencoba berbicara, saya berangkat terus lama-lama hilang suaranya tahu-tahu sudah nangis. Kemudian, Pak Ferdy bilang ‘Tidak usah diceritakan yang di Magelang, Ma, langsung yang di Jakarta saja,” ungkap Arif.
Arif menyampaikan, bahwa interogasi terhadap Putri Candrawathi hanya menghasilkan cerita kronologi pelecehan sebanyak enam baris.
“Ibu jelaskan lagi, saya masuk di dalam rumah buka pintu tidak ada suaranya tahu-tahu sudah nangis. Pak Ferdy jelasin, di dalam ibu dilecehkan, Rif. Saya diam saja. Ibu cerita lagi saat saya berdiri keluar, kemudian hilang lagi suaranya. Lalu, dijelaskan lagi sama Pak Ferdy,” kata Arif.
“Sampai akhirnya, cerita itu saya hanya tulis enam baris saja,” beber Arif.
“Pelecehan apa yang disampaikan?” tanya hakim.
“Diceritakan oleh Pak Ferdy, ibu masuk ke dalam, mandi, ganti baju, tiduran, pada saat tiduran, sudah ada yang megang-megang ibu. Ibu terbangun, teriak dan diancam pistol, lalu Yosua keluar dan kemudian terdengar suara tembakan. Lalu, ibu berusaha telpon Pak Ferdy, dan Pak Ferdy datang bawa ibu keluar,” ungkap Arif.
“Itu yang cerita sebenarnya Ibu apa Pak Ferdy?” tanya hakim memastikan.
Baca Juga: Soal Laporan Adu Tembak dan Pelecehan Putri, Agus Nurpatria Merasa Dibohongi Ferdy Sambo
“Dua-duanya,” ucap Arif.
Artikel Menarik Lainnya:Sentimen: negatif (91.4%)