Sentimen
Positif (76%)
6 Des 2022 : 21.16
Informasi Tambahan

Institusi: MUI

Kab/Kota: Jember, Cianjur, Yogyakarta, Sumba, Bantul

Patahan Turun di Lempeng Australia Setelah Gempa Jember, BMKG Tetap Waspadai Ancaman Tsunami di Selatan Jatim

6 Des 2022 : 21.16 Views 2

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Patahan Turun di Lempeng Australia Setelah Gempa Jember, BMKG Tetap Waspadai Ancaman Tsunami di Selatan Jatim

PIKIRAN RAKYAT - Gempa bumi mengguncang Jember, Jawa Timur pada hari ini, Selasa, 6 Desember 2022.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa yang melanda Jember berkekuatan Magnitudo 6,2 dan terjadi pada pukul 13.07 WIB.

Gempa bumi tersebut memiliki kedalaman 10 kilometer dengan titik koordinat 284 kilometer barat daya Jember.

"#Gempa Magnitudo: 6.2, Kedalaman: 10 km, 06 Des 2022 13:07:48 WIB, Koordinat: 10.75 LS-113.42 BT (284 km BaratDaya JEMBER-JATIM), Tidak berpotensi tsunami #BMKG," ujar keterangan yang disampaikan BMKG.

Baca Juga: Gempa Bumi Magnitudo 6,2 Mengguncang Jember, BNPB: Waspada Potensi Gempa Susulan

Getaran yang timbul dilaporkan terasa hingga daerah Bantul, Yogyakarta, Bali. BMKG mengatakan gempa Jember tidak berpotensi tsunami.

Akan tetapi, BMKG tetap mewaspadai kemungkinan tsunami setelah terjadi gempa Jember. Pasalnya, gempa yang terjadi di Jember siang tadi akibat patahnya lempeng Australia.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan gempa selatan Jember Jawa Timur (Jatim) ini merupakan jenis gempa di luar zona subduksi atau yang populer disebut 'outer rise earthquake' yang terjadi akibat patahnya lempeng Australia.

Lempeng Australia yang patah mulai menunjam ke bawah Jawa Timur. Tekukan lempeng ini memicu patahan turun normal fault.

Baca Juga: Gempa Cianjur, MUI Jabar Minta Masyarakat Tidak Menganggap Bencana Sebagai Azab

Daryono berujar gempa yang terjadi di luar zona subduksi atau outer rise selatan Jatim ini patut diwaspadi karena patahan yang turun dapat memicu tsunami.

"Meskipun di luar zona megathrust tetapi dengan mekanisme patahan turun akan dapat memicu tsunami seperti gempa dahsyat Sumba 1977 yang tsunaminya menelan korban ratusan orang di Sumbawa Selatan," ujarnya melaui media sosial Twitter.

Lebih jauh Daryono mengatakan, gempa yang sumbernya dari zona subduksi atau zona outer rise sering kali diabaikan padahal banyak tsunami mematikan berpotensi terjadi.

"Sumber gempa di luar zona subduksi atau zona outer rise seperti pemicu gempa selatan Jember ini, selama ini menjadi zona sumber gempa yang terlupakan," ujarnya.

"Padahal banyak tsunami mematikan akibat ini. Kalah pamor dengan zona megathrust yang sering disebut pakar, media, dan masyarakat kita," kata Daryono menambahkan.***

Sentimen: positif (76.2%)