Sentimen
Negatif (96%)
6 Des 2022 : 15.51
Informasi Tambahan

Agama: Katolik

Kab/Kota: bandung

Kelola Sampah Elektronik, UNPAR Gandeng Rekosistem Sediakan Kubika Nawasena

6 Des 2022 : 22.51 Views 2

JabarEkspress.com JabarEkspress.com Jenis Media: News

Kelola Sampah Elektronik, UNPAR Gandeng Rekosistem Sediakan Kubika Nawasena

JABAREKSPRES.COM – Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) bekerja sama dengan Rekosistem, menyediakan wadah pengumpulan sampah elektronik yang dinamai Kubika Nawasena.

UNPAR menjadi universitas pertama di Bandung yang berkolaborasi dengan Rekosistem dalam hal electronic waste campaign.

Rekosistem merupakan perusahaan start-up manajemen nir sampah (zero waste management) yang bertujuan untuk menerapkan ekosistem berkelanjutan melalui jasa pengelolaan sampah mulai dari pengumpulan, pemilahan, hingga daur ulang sampah.

Kubika Nawasena pun diluncurkan dalam kegiatan MENEFESTO Electronic Waste Campaign Launch (Metrocam), pada Jumat (2/12/2022) lalu yang menjadi salah satu rangkaian dari MENEFESTO.

MENEFESTO adalah sebuah festival tahunan yang digagas Program Studi Manajemen UNPAR dan telah berlangsung sejak 2008 lalu. MENEFESTO 2022 mengangkat tema “Future Earth Representative: Think Sustainable, Act Responsible”.

Tema ini memiliki arti ajakan kepada masyarakat luas, baik nasional maupun internasional untuk menjadi representatif yang membawa perubahan bagi Bumi di masa depan, yakni dengan menerapkan Sustainable Development Goals (SDG) 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.

Vice President Operations Rekosistem, Yohannes David Arieanto mengatakan bahwa sampah nantinya akan berbanding lurus dengan jumlah populasi manusia. Pada tahun 2021, lanjut dia, tercatat sebanyak 2 juta sampah elektronik ditimbun di TPA dan jika tidak dikelola dengan baik akan membahayakan.

“Kurang lebih pada tahun 2021 sebanyak 2 juta sampai elektronik itu ditimbun di TPA dan tidak dikelola sebagaimana mestinya sehingga mengakibatkan tercemarnya lingkungan. Di dalam sampah elektronik itu ada berbagai macam kandungan yang jika tidak dikelola dapat membahayakan kita,” ujarnya.

Sentimen: negatif (96.2%)