Sentimen
Positif (50%)
4 Des 2022 : 20.30
Informasi Tambahan

Agama: Hindu

Kab/Kota: Gunung, Malang, Lumajang

Mitos, Ramalan Jayabaya dan Pertanda Bencana Pasca Gunung Semeru Erupsi

5 Des 2022 : 03.30 Views 2

Ayobandung.com Ayobandung.com Jenis Media: Nasional

Mitos, Ramalan Jayabaya dan Pertanda Bencana Pasca Gunung Semeru Erupsi

AYOBANDUNG.COM - Mitos, ramalan Jayabaya dan pertanda bencana mulai dikait-kaitkan pasca Gunung Semeru erupsi, Minggu (4/12/2022).

Semburan awan panas pasca Gunung Semeru Erupsi terus terjadi. Dan semuanya dirasa berkaitan erat dengan mitos, Ramalan Jayabaya dan pertanda bencana.

Ada yang percaya. Ada juga yang mengganggapnya sebagai angin lalu. Tapi mitos, Ramalan Jayabaya hingga pertanda bencana tetap banyak dicari. Utamanya pasca Gunung Semeru erupsi.  

Sekedar informasi, Gunung Semeru erupsi dan memuntahkan awan panas pada Minggu, 4 Desember 2022. Dahsyatnya erupsi Gunung Semeru tidak menyebabkan kerusakan. 

Gunung Semeru dilaporkan memuntahkan awan panas guguran pada Minggu (4/12) sejak pukul 02.46 WIB sejauh tujuh kilometer.

Semeru, yang juga dikenal sebagai Mahameru adalah gunung berapi yang lekat dengan mitos rakyat Jawa.

Gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl ini, salah satu gunung tertinggi di Pulau Jawa, dipercaya sebagai tempat tinggal dewa-dewa.

Gunung yang terletak di perbatasan Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang itu juga termasuk salah satu gunung berapi paling aktif. Indikatornya bisa dilihat dari statisik yang memerlihatkan catatan erupsi besar sebanyak 87 kali sejak 1818.

Menurut mitos, letusan Gunung Semeru dengan pertanda bencana, atau peristiwa besar yang membawa penderitaan bagi rakyat.

Karena itulah tidak heran ada yang menghubungkan letusan Gunung Semeru ini dengan ramalan Jayabaya, yang menubuatkan bahwa Pulau Jawa akan terbelah.

Mitos lain menyebut Gunung Semeru dipercaya sebagai bagian puncak dari Gunung Meru di India yang dibawa Dewa Brahma dan Dewa Wisnu ke Tanah Jawa.

Bahkan ada yang menyebut Gunung Semeru dijadikan pasak bumi. Kisah yang termuat dalam kitab Tantu Panggelaran itu mengatakan bahwa sebelum Gunung Semeru ditancapkan, Pulau Jawa masih terombang-ambing di lautan lantaran belum ada penekannya.

Puncak Gunung Semeru dipercaya sebagai tempat bersemayamnya para Dewa Hindu dan menjadi penghubung antara Bumi dan Kahyangan.

Masyarakat Hindu melakukan upacara sesaji kepada dewa-dewa di Gunung Semeru setiap 8-12 tahun, saat mereka menerima suara gaib dari dewa-dewa di Mahameru.

Apa pun itu, mitos, ramalan Jayabaya dan pertanda bencana, hendaknya selalu berpatokan pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Update terkini pasca Gunung Semeru erupsi bisa terus dipantau lewat lembaga terkait yang ditunjuk pemerintah. ***

 

Sentimen: positif (50%)