DI kawasan Puncak Bukit Wonokitri, tepatnya Jalan Wonokitri Besar, Kelurahan Pakis, Sawahan, Surabaya terdapat bangunan penting dan bersejarah yang masih berdiri kokoh. Bangunan itu adalah Tandon Air Wonokitri.

Bangunan bergaya arsitektur kolonial ini dibangun oleh Belanda awal abad 20 dan beroperasi pada tahun 1921. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya salah satu katup air di halaman belakang bertuliskan 1921.

Bangunan tandon air Wonokitri berdiri di tanah seluas 4, 5 hektare terdiri dari dua bangunan utama. Yakni tandon depan dan tandon belakang. Kedua tandon tersebut berkapasitas 12.000 meter kubik, memiliki kedalaman 5 meter dan ketebalan dinding tembok 20 centimeter.

Pada awalnya air dipasok dari sumber Umbulan di Pasuruan. Kemudian didistribusikan ke rumah-rumah warga Surabaya. Namun, kini air dipasok dari Instalasi Pengolahan Air IPAM Karangpilang I.

Menariknya, tandon air Wonokitri dahulu pendistribusian air tidak memakai mesin pompa, akan tetapi menggunakan gravitasi karena letaknya berada di tempat tertinggi di Kota Pahlawan.

Pegiat Sejarah Surabaya Kuncarsono Prasetyo mengatakan, tandon air Wonokitri merupakan bangunan tandon air pertama dan tertua di Kota Surabaya. ”Tempat tandon air dibangun di Wonokitri alasannya karena lokasi merupakan tempat paling tinggi di Surabaya. Sehingga memudahkan distribusi air mengandalkan gravitasi dari tandon ke warga Surabaya,” ujarnya. (rus/nur)