Probolinggo (beritajatim.com) – Warga keluhkan tumpukan sampah yang berada di pinggir jalan raya pantura Desa Sukodadi Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Pasalnya tumpukan sampah tersebut selain merembet ke jalan raya juga menimbulkan bau tidak sedap.

Seperti yang disampaikan oleh Moh Fadol, warga setempat. Ia mengatakan terganggu dengan sampah yang menumpuk dan tak terurus itu. Menurutnya, warga sekitar sudah membayar retribusi pajak. Hanya saja, oleh pemerintah setempat terkesan tidak diperhatikan. “Tidak ada kebijakan dari pihak terkait untuk melakukan pembersihan,” terangnya. Kamis (3/3/2022)

Fadol juga menjelaskan kalau dulunya tempat tersebut merupakan Pasar di Kecamatan Paiton. Namun beberapa tahun yang lalu, pasar tradisional itu di pindah ke sebelah timur, sekitar 500 meter dari lokasi pasar lama.

Dengan seiring waktu tempat tersebut dijadikan tempat penampungan sementara (TPS). Hanya saja, di TPS tersebut sering adanya sampah yang berserakan di pinggi jalan, dan menyebabkan bau anyir. Dan pernah sesekali dilakukan pembersihan oleh relawan. “Tetapi tetap saja, lambat laun menumpuk lagi,” akunya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nurjayadi mengatakan, jika pihaknya sudah rutin membersihkan tempat tersebut. Setiap hari lokasi itu dibersihkan untuk memasukan sampah ke dalam TPS, yang kemudian akan diangkut menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Namun masyarakat saja yang kurang peduli dengan membuang sampah sembarangan. “Padahal di dalam luas, untuk 10 ton sampah masih bisa masuk,” tuturnya.

Pria yang karib disapa Joko itu juga menjelaskan kalau sebenarnya tempat tersebut direncanakan menjadi tempat daur ulang sampah. Hanya saja, anggaran yang masih terkendala pandemi covid-19, sehingga sementara waktu masih dijadikan TPS.

Joko menghimbau kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Sehingga kenyamanan antar sesama terus terjaga. (tr/ted)