Sentimen
Negatif (99%)
3 Des 2022 : 13.30
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Palopo

Kasus: korupsi

Partai Terkait
Tokoh Terkait

Polisi Buru Penyebar Video Polisi yang Bongkar Kasus Dugaan Korupsi

Gelora.co Gelora.co Jenis Media: News

3 Des 2022 : 13.30
Polisi Buru Penyebar Video Polisi yang Bongkar Kasus Dugaan Korupsi


GELORA.CO - Video polisi bernama Aipda Aksan yang membongkar kasus dugaan korupsi di Polres Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) membuat heboh jagad dunia maya.

Selain dirinya yang kini menjalani pemeriksaan di Propam, penyebar video itu juga tengah diburu.

Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Kombes Komang Suartana mengatakan, awalnya video itu dibuat oleh Aipda Aksan dan membongkar kasus dugaan korupsi di Polres Palopo, tempat tugasnya yang dulu.

Video itu kemudian ia bagikan kepada dua temannya. Akan tetapi, video itu justru kian beredar.

“Konten ini tidak maksud disebar. Tapi dia menyampaikan ke teman,” katanya, Sabtu 3 Desember 2022.

Olehnya itu, pihaknya saat ini masih menelusuri siapa teman dari Aipda Aksan, yang menyebar video tersebut. “Masih diselidiki. Siapa yang sebar konten ini,” jelasnya.

Sekadar diketahui, Aipda Aksan membongkar kasus dugaan korupsi di tempat dinasnya dulu, Polres Palopo dan membuat dirinya dimutasi ke Polres Tana Toraja.

“Yang terhormat Bapak Kapolri seperti yang saya alami, saya dimutasi dari Polres Palopo ke Polres Tana Toraja karena saya membongkar perbuatan Kapolres Palopo saat itu, AKBP Alfian Nurnas yaitu korupsi kendaraan dinas Polres Palopo, BBM dan lain sebagainya,” kata Aksan dalam videonya.

Tidak hanya dugaan korupsi, Aksan juga mengungkap adanya mafia di tubuh Polri saat melakukan perekrutan polisi.

“Izin Jendral, saya Aksan, anggota Satbinmas Polres Tana Toraja. Menyampaikan kepada bapak, bahwa tolong institusi Polri dibersihkan dari mafia-mafia yang masih bersarang di tubuh Polri. Polri semakin tidak karuan karena dari awal memang rekrutmennya tidak bagus,” ungkapnya.

“Pertama, masuk polisi harus bayar, kedua, mau pindah harus bayar, yang ke tiga mau jadi perwira juga harus bayar. Jadi bagaimana ke depannya Polri kalau harus bayar. Kemudian, rata-rata pimpinan yang ada di bawah bukan mengajari kami ke jalan yang bagus malah mengajarkan kami ke jalan yang tidak benar. Contohnya, mereka memangkas DIPA dan uang BBM, uang makan dan lain sebagainya,” pungkasnya. (*)

Sentimen: negatif (99.8%)