Sentimen
Negatif (94%)
2 Des 2022 : 14.42
Informasi Tambahan

Hewan: Ayam

Harga Bensin dan Elpiji Kerek Inflasi di Jogja

2 Des 2022 : 21.42 Views 2

Harianjogja.com Harianjogja.com Jenis Media: News

Harga Bensin dan Elpiji Kerek Inflasi di Jogja

Harianjogja.com, JOGJA — Selama November 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat terjadi inflasi di Kota Jogja sebesar 6,54% (year on year/yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,82. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga-harga.

Kepala  BPS DIY, Sugeng Arianto mengatakan kenaikan harga ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Meliputi kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 7,86%, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,87%, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 5,05%.

Selain itu, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 5,15%, kelompok kesehatan sebesar 4,03%. kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 2,37%, kelompok pendidikan sebesar 3,90%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 5,84%, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 7,99%.

"Adapun kenaikan harga paling besar adalah kelompok transportasi sebesar 13,23%. Jika bulan lalu inflasi baru berimbas pada sektor langsung yaitu transportasi maka sekarang sudah berefek dan berpengaruh pada barang dan jasa," kata Sugeng, Kamis (1/12/2022).

Sugeng menjelaskan, perkembangan harga berbagai komoditas pada November 2022 secara umum menunjukkan adanya kenaikan.

Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan BPS selama November 2022, di Kota Jogja terjadi inflasi yoy sebesar 6,54% atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 114,45 pada Oktober 2022 menjadi  114,82 pada November 2022. 

"Dengan demikian, maka tingkat inflasi month to month [mtm] pada November 2022 sebesar 0,32 persen dan tingkat inflasi year to date [ytd] November 2022 sebesar 5,80 persen," katanya.

BACA JUGA: 2023, IKN Jadi Wilayah Prospektif Kedua Untuk Properti

Sugeng menyebut, komoditas yang dominan memberikan andil (sumbangan) inflasi yoy pada November 2022 di antaranya bensin, bahan bakar rumah tangga, angkutan udara, uang kuliah, tarif kereta api, kontrak rumah, angkutan antar kota, dan tarif ojek online.

Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi y-on-y, antara lain anggur, bawang putih, televisi berwarna, biaya administrasi transfer uang, kelapa, dan wortel.

Kenaikan LPG

Terpisah, Debuti Direktur BI DIY Harso Utomo mengatakan Indeks Harga Konsumen (HK) DIY pada November 2022 mengalami inflasi sebesar 0,32% (mtm) atau 5,80% (ytd). Dengan capaian tersebut, secara tahunan inflasi DIY 2022 berada pada level 6,54% (yoy) atau di atas sasaran inflasi yang ditetapkan pada 3 ± 1% (yoy).

Namun demikian, katanya, level inflasi tahunan tersebut lebih rendah dibandingkan capaian pada bulan sebelumnya (6,67%, yoy).

"Berdasarkan disagregasinya, inflasi DIY pada November 2022 didorong oleh semua kelompok, yaitu kelompok inflasi inti [care inflation], kelompok harga pangan bergejolak [volatile food], dan kelompok harga yang diatur pemerintah [administered prices]," katanya.

Harso menyebut, sumber tekanen inflasi terutama berasal dari naiknya harga bahan bakar rumah tangga, tempe, telur ayam ras, dan emas perhiasan.

Dari sisi kelompok core inflation, lanjut Harso, emas perhiasan mengalami kenaikan harga akibat gejolak perekonomian global yang mendorong harga komoditas global.

Kelompok administered price mengalami inflasi, terang Harso, disebabkan kenaikan harga bahan bakar rumah tangga dengan capaian sebesar 0,48% (mtm).

"Inflasi ini dipengaruhi adanya second round effect pasca kenaikan harga BBM yang berdampak pada kenaikan ongkos distribusi. Kondisi ini mendorong adanya penyesuaian harga ritel untuk LPG, meski harga LPG tingkat agen tidak mengalami peningkatan sejak penyesuaian harga pada 10 Juli 2022," paparnya.

PROMOTED:  Kisah Dua Brand Kecantikan Lokal Raup Untung dari Tokopedia: Duvaderm dan Guele

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sentimen: negatif (94.1%)