Sentimen
Negatif (100%)
2 Des 2022 : 05.05
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kasus: Teroris, pembunuhan

Dalam Tiga Hari, Delapan Warga Palestina Tewas Dibunuh Tentara Israel

2 Des 2022 : 12.05 Views 3

Akurat.co Akurat.co Jenis Media: News

Dalam Tiga Hari, Delapan Warga Palestina Tewas Dibunuh Tentara Israel

AKURAT.CO  Dua warga Palestina kembali meregang nyawa di tangan pasukan Israel. Pejabat Palestina mengungkap laporan tersebut, menyebut bahwa dua warganya tewas di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki, setelah bentrokan hebat terjadi.

Dengan kasus terbaru itu, maka jumlah warga Palestina yang tewas dalam 72 jam terakhir, naik menjadi delapan orang.

Insiden itu terjadi pada Kamis (1/12), dengan kantor berita Palestina WAFA telah mengidentifikasi kedua korban sebagai Naeem Jamal al-Zubaidi (27 tahun), dan Mohammed Ayman al-Saadi (26 tahun). Seorang pria lain juga dilaporkan terluka.

baca juga:

Brigade al-Quds dari Batalion Jenin dari Jihad Islam kemudian mengkonfirmasi para pria yang terbunuh itu merupakan dua dari beberapa pemimpin yang mereka miliki.

Militer Israel mengatakan bahwa pasukannya telah diberondong peluru, dan akhirnya membalas tembakan. Peristiwa ini, kata mereka, terjadi selama serangan di daerah Jenin, dimana pasukan Israel bermaksud menangkap para tersangka militan.

Jenazah kedua pria tersebut dibawa oleh massa Palestina dari Rumah Sakit Ibnu Sina melalui jalan-jalan kamp pengungsi Jenin.

Menyusul itu, Fatah dan faksi Palestina lainnya segera menyerukan pemogokan di Jenin protes atas pembunuhan tersebut.

Dalam insiden terpisah pada Rabu, pasukan Israel menembak mati seorang warga Palestina dalam serangan di Yabad, dekat Jenin, kata para pejabat medis dan militer.

WAFA menyebut korban sebagai seorang pemuda berusia 25 tahun, bernama Mohammed Tawfiq Badarneh.

Militer Israel mengatakan telah memasuki Yabad untuk menangkap Abd Al-Ghani Harzallah, yang 'dicurigai melakukan kegiatan teroris'.

Pasukan Israel mengaku melepaskan tembaka setelah para tersangka bersenjata menembaki tentara dan bahan peledak dilemparkan ke daerah tersebut.

Kematian minggu ini menaikkan jumlah total warga Palestina yang tewas di tangan Israel, pada tahun 2022 menjadi 210 jiwa, kata kementerian kesehatan Palestina.

Israel secara teratur menggerebek Tepi Barat, yang telah diduduki secara ilegal sejak 1967. Kendati begitu, frekuensi operasi mereka telah meningkat tahun ini, sebagai buntut meningkatnya perlawanan dari faksi-faksi bersenjata Palestina, khususnya di Jenin dan Nablus.

Setidaknya 31 orang di Israel dan Tepi Barat yang diduduki juga tewas dalam serangan Palestina tahun ini, menurut tokoh militer Israel.

Namun, penggerebekan yang terjadi hampir setiap hari, secara teratur juga mengorbankan warga Palestina.

Protes AS dan unit Israel yang dihapus dari Tepi Barat

Secara terpisah, militer Israel mengatakan pada Rabu soal pemindahan sementara satu unit tentara ultra-Ortodoks dari Tepi Barat yang diduduki. Putusan ini dibuat usai seorang pria Palestina-Amerika berusia 78 tahun meninggal setelah ditangkap oleh tentara Israel awal tahun ini.

Tentara mengatakan Batalyon Netzah Yehuda (Judea Forever) akan dipindahkan ke Dataran Tinggi Golan yang diduduki pada akhir tahun ini.

Pengumuman tersebut tidak menyebutkan kematian Omar Assad, yang meninggal setelah ditangkap, diborgol dan ditutup matanya oleh tentara Israel.

Sebaliknya, keputusan 'dibuat karena keinginan militer untuk mendiversifikasi penyebaran operasional mereka di berbagai area, selain mengumpulkan lebih banyak pengalaman operasional'. Dikatakan unit tersebut baru akan kembali ke Tepi Barat pada akhir tahun depan.

Netzah Yehuda merupakan unit khusus untuk tentara Yahudi ultra-Ortodoks. Unit tersebut dibentuk untuk mendorong para religius, yang sering mendapat pengecualian khusus dari wajib militer, untuk bergabung dengan tentara. Meski begitu, para anggotanya telah terlibat dalam kasus-kasus pelecehan di masa lalu.

Januari lalu, pasukan dari Netzah Yehuda menahan Assad di sebuah pos pemeriksaan, mengikat tangannya dan menutup matanya. Pasukan itu lalu melepaskan ikatan tangan Assad, tapi kemudian meninggalkannya tertelungkup di sebuah bangunan yang ditinggalkan.

Pria tua itu, yang telah tinggal di AS selama 40 tahun, kemudian dinyatakan meninggal di rumah sakit. Ia wafat tak lama setelah warga Palestina lainnya menemukannya tidak sadarkan diri. Tidak jelas kapan tepatnya Assad meninggal.

Otopsi yang dilakukan oleh dokter Palestina menemukan Assad menderita kondisi kesehatan yang mendasarinya, tetapi juga menemukan memar di kepalanya, kemerahan di pergelangan tangan, dan kelopak mata yang berdarah akibat ditutup rapat.

Kasus itu telah memicu protes dari pemerintah AS. 

Sebagai tanggapan atas kejadian itu, militer Israel menegur petugasnya, mengatakan bahwa peristiwa tersebut merupakan buah dari 'kegagalan moral' anggotanya.

"Insiden itu adalah peristiwa yang menyedihkan dan tidak menguntungkan, akibat dari kegagalan moral dan pengambilan keputusan yang buruk di pihak tentara," kata militer Israel, menambahkan bahwa satu petugas telah ditegur dan dua petugas lainnya dipindahkan ke peran non-komando, karena insiden tersebut. []

Sentimen: negatif (100%)