Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
BUMN: Baznas
Event: Zakat Fitrah
Kasus: covid-19
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Wamenag Prihatin Riset Soal Zakat di Indonesia Masih Minim
Jawapos.com Jenis Media: Nasional
JawaPos.com – Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, potensi zakat maupun wakaf di Indonesia sangat tinggi. Sayangnya kegiatan riset maupun kajian soal zakat masih minim. Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi berharap ke depan riset dan kajian soal zakat bisa terus ditingkatkan.
Pesan tersebut dia sampaikan dalam pembukaan The 6th Indonesian Conference of Zakat (ICONZ) secara virtual yang ditayangkan Kamis (1/12). Politisi PPP itu mengatakan forum ilmiah soal perzakatan seperti ICONZ merupakan momentum yang baik. Dia berharap bisa dimanfaatkan untuk memperkuat roadmap zakat ke depan.
Zainut berharap melalui forum itu, dapat melahirkan ide-ide progresif. Kemudian dapat diadopsi dalam kebijakan pemerintah dalam memajukan tata kelola zakat di masa mendatang. “Kami sangat berterima kasih dengan digelarnya ICONZ 2022 mengingat riset dan kajian seputar zakat masih sangat minim. Padahal kebutuhan terhadap riset adalah sebuah keniscayaan,” jelas Zainut.
Dia menerangkan saat ini kebutuhan riset tentang zakat makin nyata. Apalagi ada momentum di mana Indonesia akan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2025-2045. Menurutnya, tentu ada banyak kajian dan riset yang dibutuhkan sebagai dasar penyusunan rencana pembangunan 20 tahun ke depan.
“Karenanya, saya berharap The 6th Indonesian Conference of Zakat ini dapat menghasilkan rekomendasi yang akan memajukan tata kelola zakat,” ujarnya. Harus diakui, lanjut Zainut, zakat telah berperan besar dalam pembangunan. Praktik zakat telah secara nyata menjadi bagian dari sistem sosial, menjadi pelengkap langkah pembangunan nasional.
Secara periodik masyarakat dapat melihat peran zakat terus dikembangkan untuk aspek pendidikan, kesehatan, lingkungan hingga ekonomi. Namun demikian, tata kelola zakat kini juga dihadapkan pada konteks perkembangan arus informasi dan disrupsi yang telah mengubah peradaban manusia. Hal itu menurut Zainut perlu direspons oleh para pengelola zakat. Tata kelola zakat masa kini dihadapkan pada tantangan pemanfaatan teknologi yang dapat mendukung mobilitas lembaga zakat dalam pengumpulan dan pendistribusian dana zakat.
“Zakat harus lebih mudah diakses dan terdistribusi secara merata di seluruh pelosok Nusantara,” katanya. Untuk mewujudkannya, perlu merumuskan wajah tata kelola zakat di tengah arus perubahan yang begitu cepat. Untuk diketahui forum ICONZ merupakan kegiatan rutin yang digelar Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).
Dalam kesempatan yang sama Ketua Baznas Noor Achmad mengatakan forum ICONS adalah wadah pertemuan antara praktisi, akademisi, serta profesional. Mereka bertemu untuk merumuskan strategi pengentasan kemiskinan dan pembangunan yang berkelanjutan melalui dana zakat.
Noor mengatakan, upaya pemulihan ekonomi untuk Pertumbuhan Sosio-Ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan menjadi penting. Khususnya untuk dilakukan pasca ketidakstabilan ekonomi global yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19. “Dibahas pendalaman isu mengenai langkah-langkah yang perlu untuk diambil,” katanya. Selain itu membahas tantangan dan hambatan apa saja yang dihadapi dalam mengelola dampak sosial dan langkah-langkah ekonomi dan untuk pemulihan yang berkelanjutan dan inklusif.
Noor berharap, hasil diskusi The 6th ICONZ dapat menjadi rekomendasi yang mampu diterapkan dalam manajemen LPZ (Lembaga Pengelola Zakat). Sehingga pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan dana zakat dapat lebih maksimal. Supaya dapat membangun ketahanan masyarakat khususnya mustahik di tengah pandemi dan juga membuka peluang kesejahteraan bagi mustahik.
Editor : Kuswandi
Reporter : Hilmi Setiawan
Sentimen: positif (99.6%)