Sentimen
Negatif (66%)
1 Des 2022 : 10.28

Kemenkes: 12.553 Anak di Bawah 14 Tahun di Indonesia Terinfeksi HIV

1 Des 2022 : 10.28 Views 3

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Kemenkes: 12.553 Anak di Bawah 14 Tahun di Indonesia Terinfeksi HIV

PIKIRAN RAKYAT - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) turut menjelaskan bagaimana situasi HIV di Indonesia saat ini.

Diketahui, prevalensi HIV di sebagian besar wilayah di Indonesia adalah 0,26 persen. Sedangkan, di wilayah Papua dan Papua Barat mencapai 1,8 persen.

Berdasarkan data yang diimpun oleh Kemenkes diketahui bahwa sebanyak 12.553 anak di bawah usia 14 tahun terdeteksi positif terinfeksi HIV.

Baca Juga: Mengenal Hernan Cortes, Manusia Religius yang Putus Asa Mencari Pengakuan

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi, data tersebut dihimpun mulai dari tahun 2010 hingga September 2022.

"HIV pada anak yang diketahui status HIV-nya di Indonesia ini sebanyak 12.553 anak dengan usia 14 tahun ke bawah. Ini data 2010 sampai September 2022," katanya, dikutip pada Rabu, 30 November 2022.

Diketahui, kasus positif HIV itu lebih banyak diderita oleh kalangan anak-anak berusia di bawah 4 tahun. Imran mengungkapkan bahwa hingga saat ini penderita HIV yang telah menjalani proses pengobatan masih sekitar 7.800 orang.

Baca Juga: Sinopsis Film Violent Night, Cerita Sinterklas yang Berbeda

"Dari 12.553 kasus itu, yang sudah mulai pengobatan baru sekitar 7.800-an. Jadi gapnya cukup tinggi," ujarnya.

Lebih lanjut, Imran menjelaskan jika sedikitnya 4.764 anak yang terinfeksi HIV tengah menjalani terapi antiretroviral (ART).

Adapun, kasus HIV pada anak laki-laki lebih banyak dan mendominasi jika dibandingkan dengan kasus HIV pada anak perempuan.

Baca Juga: Message Yourself, Fitur Terbaru WhatsApp untuk Kirim Pesan ke Nomor Sendiri

Kasus HIV yang masih harus diwaspadai ini membuat Imran meminta agar para orangtua meningkatkan pengetahuannya soal kesehatan reproduksi sebagai salah satu upaya pencegahan virus HIV pada anak.

Tak hanya itu saja, penguatan koordinasi antara pemangku kepentingan dan pihak-pihak terkait pun dinilai penting agar masyarakat dapat mengetahui bahaya dari virus HIV.

"Setiap tahun masih saja ditemukan anak dengan HIV. Ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan dan pengendalian HIV masih memerlukan penguatan-penguatan," ucapnya.

"Ini memerlukan dukungan semua pemangku kepentingan untuk mengatasi tantangan tersebut baik pemda, akademisi, masyarakat, swasta, media di sektor kesehatan maupun di luar kesehatan," tuturnya.

Sebagai informasi, kasus infeksi baru HIV/AIDS di Indonesia telah mengalami penurunan dalam kurun waktu 2010 hingga 2022. Oleh karenanya, penanggulan HIV/AIDS di Tanah Air pun terbilang meningkat.

Meski demikian, virus HIV tetap harus diwaspadai oleh masyarakat. Pasalnya, penurunan kasus infeksi baru belum sesuai dengan target pemerintah.

Oleh karenanya, Kemenkes pun melakukan beberapa upaya pencegahan, di antaranya dengan melakukan promosi kesehatan akan bahaya HIV/AIDS, memperkuat skrining dan memberikan tes Sifilis dan HIV pada ibu hamil.***

Sentimen: negatif (66.7%)