Sentimen
Netral (88%)
30 Nov 2022 : 23.24
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Karanganyar, Solo

14.000 Bayi Meninggal Setiap Tahun akibat Jumlah Dokter Jantung Minim

30 Nov 2022 : 23.24 Views 3

Solopos.com Solopos.com Jenis Media: News

14.000 Bayi Meninggal Setiap Tahun akibat Jumlah Dokter Jantung Minim

SOLOPOS.COM - Ilustrasi: Bayi Fae seusai menjalani tranplantasi jantung babon (google)

Solopos.com, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan sekitar 14.000 bayi meninggal setiap tahun akibat kelainan jantung bawaan atau congenital heart disease.

Banyaknya bayi meninggal akibat kelainan jantung bawaan itu dikarenakan jumlah dokter ahli jantung masih sedikit.

PromosiAngkringan Omah Semar Solo: Spot Nongkrong Unik Punya Menu Wedang Jokowi

“Kalau dihitung-hitung, ada 14.000 yang meninggal setiap tahun,” ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Rabu (30/11/2022).

Dia mengatakan kelainan jantung bawaan menjadi penyebab kematian bayi tertinggi ketiga di Indonesia.

Baca Juga: Hanya 20 Persen RSUD di Indonesia yang Bisa Pasang Ring Jantung

Penyakit tersebut hanya tertinggal dari kematian prematur dan asfiksia.

Menkes menjelaskan dari sekitar 4,8 juta bayi yang lahir pertahun, ada sekitar 50.000 di antaranya yang mengidap kelainan jantung bawaan.

“Dari 50.000 ini, 40 persen harus dioperasi setiap tahun. Jadi 40 persen dari 50.000 itu, 20.000 bayi kita setiap tahun harus dioperasi jantung,” jelasnya.

Baca Juga: Gangguan Irama Jantung Bisa Dideteksi dengan Meraba Nadi

Masalahnya, Menkes mengungkapkan, hanya ada 6.000 dokter jantung anak yang ada di Indonesia.

Akibatnya rasio antara bayi dengan kelainan jantung jauh tak sebanding dengan dokter spesialisnya.

“Saya sempat tanya dokter senior, profesor, ‘Sisanya gimana?’ Jawabnya, ‘Seleksi alam’,” ucapnya.

Baca Juga: The Independent: Menlu Rusia Sergei Lavrov Dilarikan ke Rumah Sakit di Bali

Menkes menjelaskan, kelainan jantung bawaan merupakan penyakit genetik. Kelainan itu menyebabkan saluran dari jantung dan paru bayi mampet.

Untuk tahu saluran itu mampet atau tidak, sambungnya, bisa dengan menggunakan USG.

Baca Juga: Innalillahi, Guru SD di Jaten Karanganyar Meninggal Saat Bermain Badminton

Oleh sebab itu, salah satu solusi yang diberikan Kementrian Kesehatan adalah dengan menyediakan USG di puskesmas-puskesmas seluruh Indonesia.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Minim Dokter Bedah Jantung Anak, Menkes: 14.000 Bayi Meninggal Setiap Tahun”

Sentimen: netral (88.3%)