Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Karet, Duren Tiga
Kasus: pembunuhan, penembakan
Tokoh Terkait
Mengerikan, Detik-detik Brigadir J Meregang Nyawa Usai Diberondong Peluru
Akurat.co Jenis Media: News
AKURAT.CO Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E menceritakan detik-detik Nofriansyah Yosua Hutabarat ditembak.
Kepada Richard, Ferdy Sambo mengaku merasa kesal lantaran istrinya Putri Candrawathi dilecehkan oleh Brigadir J.
Saat itu Ferdy Sambo meminta agar Richard yang menembak Brigadir J dengan dalih agar dapat melindungi semua orang. Singkat cerita, Ferdy Sambo menjelaskan mengenai skenario kepada Richard terkait rencana pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
baca juga:Richard bersama Putri Candrawathi, Brigadir J, Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf kemudian pergi ke rumah dinas. Pada saat masuk ke dalam rumah, Richard melihat Kuat Ma'ruf membawakan tas milik Putri ke kamarnya. Ia kemudian naik ke lantai dua dan bahkan sempat berdoa sebelum peristiwa penembakan itu. Richard mengaku kerap memikirkan peristiwa penembakan yang sebentar lagi terjadi.
"Saya naik ke lantai dua, kan ada kamar terbuka, di pikiran saya 'aduh sudah mau terjadi penembakan'. Saya masuk ke kamar, saya berdoa lagi di kamar dengan doa yang sama juga Yang Mulia," jelas Richard di PN Jakarta Selatan, Rabu (30/11/2022).
Richard menceritakan, setelah itu Ferdy Sambo tiba di rumah dinas, kemudian langsung masuk. Di sana, Richard melihat mantan Kadiv Propam itu sudah mengenakan sarung tangan hitam ketika dirinya tiba di ujung tangga.
"Saya turun ke bawah, sampai di ujung tangga, Pak FS di situ, dia sudah memakai sarung tangan Yang Mulia. Sarung tangan karet warna hitam," ujarnya.
Ketika itu Ferdy Sambo sempat menanyakan isi senjata milik Richard, dia pun mengatakan jika senjatanya belum diisi peluru.
"Dia (FS) tanya ke saya 'sudah kau isi senjatamu?'. 'Siap belum, Ndan' jawab saya. (Sambo bilang), 'Kau isi'. Isi situ artinya kokang," ungkapnya.
Setelah itu Richard pun segera mengeluarkan senjatanya, sebelum akhirnya dikokang dan diletakkan kembali di pinggang. Setelah itu, ia berjalan ke samping meja hingga tak lama setelahnya Brigadir J masuk bersama dengan Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf yang berjalan di belakangnya.
Richard mengungkapkan bahwa Ferdy Sambo sempat memegang leher Brigadir J sebelum penembakan.
"Itu masuk, itu FS langsung lihat ke belakang, (lalu bilang) 'sini kamu'. Langsung pegang lehernya, habis pegang leher, (Dia bilang), 'ke sini, berlutut kamu, berlutut'. Disuruh berlutut, 'hei, kau berlutut'" papar Richard.
"Terus melirik ke saya 'woy, kau tembak. kau tembak cepat! cepat kau tembak'. Saya langsung keluarkan senjata, langsung saya tembak," jelasnya.
Richard mengatakan, tembakan itu dilesatkan dari jarak sekitar 2 meter. Ia juga mengaku telah melontarkan tiga sampai empat kali tembakan kepada Brigadir J.
"Seingat saya tiga sampai empat kali. (Dari jarak) sekitar dua meter Yang Mulia," ujarnya.
Kendati demikian, Richard tak dapat menjelaskan secara detail arah melesatnya peluru. Dirinya memejamkan mata saat melesatkan tembakan yang pertama.
"Saya sempat tutup mata pas pertama kali penembakan pertama. Jadi, pada saat didorong itu, korban sempat bilang begini, 'eh pak, kenapa pak, ada apa pak?' Tangannya (Brigadir J) di depan, (bilang), 'ada apa pak?'" ungkapnya lagi.
Setelahnya, Brigadir J menurunkan posisi badannya, namun tidak sampai berjongkok. Richard mengaku dapat melihat korban yang posisinya berhadapan dengannya pada saat terjadi penembakan.
Menurut dia, setelah ditembak, korban pun terjatuh, namun Brigadir J sempat berteriak, menggeram kesakitan.
"Habis almarhum jatuh, FS ini langsung maju, saya lihat dia pegang senjata, dia kokang senjata, dia tembak ke arah almarhum," beber Richard.
Brigadir J terjatuh usai ditembak seraya meringkih kesakitan.
"Masih ada suaranya, cuma mengerang arrgggh..., jatuh," kata Richard.
Sentimen: negatif (98.4%)