Sentimen
Positif (44%)
29 Nov 2022 : 15.41
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Unilever

BUMN: PT Kaltim Prima Coal

Kab/Kota: Tanah Tinggi

Tokoh Terkait

Bumi Resources Bidik Produksi Batu Bara Tembus 80 Juta Ton pada Tahun 2023 Selasa, 29/11/2022, 15:41 WIB

29 Nov 2022 : 15.41 Views 2

Wartaekonomi.co.id Wartaekonomi.co.id Jenis Media: News

Bumi Resources Bidik Produksi Batu Bara Tembus 80 Juta Ton pada Tahun 2023
Selasa, 29/11/2022, 15:41 WIB
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargerkan produksi batu bara mencapai 80 juta ton pada tahun 2023. Jumlah tersebut setara dengan kenaikan 10% dari hasil penambangan tahun ini. 

Direktur Bumi Resources, R.A. Sri Dharmayanti, menyebut bahwa target tersebut telah diajukan perusahaan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kemen ESDM). Adapun hingga akhir tahun 2022, Bumi Resources menargetkan produksi sebesar 70 juta ton hingga 76 juta ton batu bara.

Baca Juga: Unilever Gandeng ITC SheTrades Dorong Rantai Pasok yang Responsif terhadap Kesetaraan Gender

"Untuk target tahun 2023, kami sudah menyampaikan rencana kepada ESDM, jumlahnya sekitar 80 juta ton," tegas Sri dalam paparan publik yang digelar secara virtual pada Selasa, 29 November 2022.

Dalam kesempatan yang sama, Achmad Reza Widjaja selaku Vice President Investor Relations & Chief Economist BUMI mengatakan bahwa produksi batu bara dikontribusikan oleh dua entitas anak BUMI, yaitu PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia. Hingga akhir kuartal ketiga 2022, BUMI mencatatkan produksi batu bara sebesar 53,7 juta ton. Jumlah tersebut masing-masing disumbang oleh KPC sebesar 37,6 juta ton dan Arutmin sebesar 16,2 juta ton.

Untuk informasi, BUMI mencatat penurunan volume produksi batu bara sebesar 9% yoy dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Meski begitu, kenaikan harga batu bara per kuartal III 2022 yang mencapai 89% yoy menjadi penyokong profitabilitas BUMI hingga September 2022. Realisasi harga batu bara selama periode sembilan bulan 2022 sebesar US$118,7 per ton. Nilai tersebut lebih tinggi daripada tingkat harga periode sembilan bulan 2021 yang sebesar US$62,8 per ton.

"Pengupasan tanah tinggi, tapi batubara yang ditambang lebih rendah. Produksi menurun karena gangguan curah hujan tinggi di Kalimatan Timur dan Selatan," lanjutnya.

Baca Juga: Pimpin Jateng, Kinerja Ganjar Pranowo Dibocorkan Warganya, Pantas Jadi Presiden?

Sentimen: positif (44.4%)