Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: Balap Liar
Respons Polisi Banyaknya Pengendara Palsukan Pelat saat Tilang Elektronik Berlaku
Merahputih.com Jenis Media: News
MerahPutih.com - Polda Metro Jaya rupanya masih melakukan tilang manual terhadap sejumlah pelanggaran di jalan raya.
Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengatakan, tilang manual tersebut diberlakukan khusus kepada para pelanggar lalu lintas tertentu.
"Tilang manual diberlakukan bagi pelanggar, seperti pengendara yang melepas pelat nomor kendaraannya," tuturnya, Senin (28/11).
Baca Juga:
68,5 Persen Masyarakat Dukung Kebijakan Tilang ElektronikIa mengatakan, setelah ditiadakannya tilang manual dan diganti menjadi electronic traffic law enforcement (ETLE) atau tilang elektronik, banyak pengendara yang melepas pelat nomor hingga memalsukan pelat nomornya.
"Banyak fenomena pengendara melepas dan memalsukan pelat nomornya setelah tilang manual ditiadakan dan diganti tilang ETLE," ungkapnya.
Sementara itu, Polda Metro Jaya terus berupaya untuk memperbanyak kamera ETLE untuk menindak pelanggar lalu lintas di Jakarta.
Upaya tersebut dilakukan setelah pelaksanaan tilang manual ditiadakan dan diganti menggunakan kamera tilang elektronik.
"Instruksi Kapolri tilang elektronik harus segera, langkah yang terbaik mendisiplinkan daripada masyarakat. Kalau masih manual istilahnya kayak kucing-kucingan," ujar Latif.
Baca Juga:
Knalpot Bising dan Balap Liar Meningkat Usai Tilang Manual DihapusSebagai informasi, Polda Metro Jaya resmi menghentikan pelaksanaan tilang manual terhadap para pelanggar lalu lintas.
Semua pengendara yang melanggar bakal ditindak secara elektronik.
Latif menjelaskan, semua surat tilang yang sudah diedarkan kepada anggota polisi lalu lintas telah ditarik.
Untuk wilayah DKI Jakarta, kepolisian bakal mengandalkan kamera ETLE statis sudah terpasang di 57 titik.
Selain itu, Polda Metro Jaya juga akan menggunakan ETLE mobil yang menurut rencana bakal diluncurkan pada Desember 2022. (Knu)
Baca Juga:
WNA Kena Tilang Elektronik akan Dicekal Keluar IndonesiaSentimen: negatif (99.8%)